Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Perampok Bersenjata Terus Mengintai

Kompas.com - 20/08/2014, 21:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi perampokan di wilayah Jakarta dan sekitarnya terus terjadi. Pada Selasa (19/8) siang, sebuah lembaga penyedia kredit mikro bernama Mikro Laju di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, menjadi sasaran aksi perampokan.

Pelaku yang berjumlah lima orang membawa kabur Rp 31 juta. Aksi mereka mendapat perlawanan dari empat karyawan lembaga yang bernaung di bawah PT CIMB Niaga itu. Namun, karena mendapat todongan senjata api dari para pelaku, keempat pekerja tersebut tak berdaya. Apalagi, salah satu di antara pekerja bersimbah darah setelah kepalanya dipukul dengan gagang senjata.

Kejadian ini menambah panjang daftar aksi perampokan di Jabodetabek. Berdasarkan catatan Kompas, sepanjang Januari hingga pertengahan Agustus 2014 telah terjadi 25 kasus serupa.

Keterangan yang dihimpun di lokasi menyebutkan, perampokan terjadi pukul 13.25 saat pekerja kantoran sedang menjalankan aktivitas rutin.

Barry Fran Simbolon (30), salah seorang pegawai Mikro Laju, menyebutkan, lima orang masuk melalui pintu depan. ”Mereka langsung menodongkan revolver dan mengikat kami,” katanya.

Barry dan rekannya, Suryani, diikat di ruang belakang. Sementara petugas keamanan Agus Nuriatna dan kasir Ryan Hadinata dipaksa untuk membuka brankas.

Para perampok tidak mengenakan sarung tangan. Mereka berpenampilan cukup rapi dengan mengenakan kemeja dan baju kaus. Perawakan mereka pun biasa saja, tidak menakutkan. ”Mereka mengenakan helm yang penutup mukanya dibuka. Saya masih ingat wajah-wajah pelaku. Usia mereka masih cukup muda, 25-30 tahun,” kata Barry.

Sementara kaki dan tangan Barry serta Suryani terikat tali rafia dan kabel telepon genggam, Agus dan Ryan melakukan perlawanan. Akibatnya, kepala mereka dipukul dengan gagang pistol hingga berdarah. Mereka kini dirawat di Rumah Sakit Harapan Bunda.

Menurut Barry, perampokan berlangsung selama 30 menit. Setelah itu, para pelaku kabur melalui pintu depan dengan membawa uang kas Rp 31 juta. Barang-barang pribadi karyawan juga ikut disikat.

Agar polisi kesulitan melacak identitas mereka, rekaman dari kamera pengawas pun dibawa serta pelaku. Beruntung, kantor tersebut masih memiliki rekaman cadangan di kantor pusat. Karyawan berharap rekaman cadangan itu bisa membantu polisi mengidentifikasi pelaku.

Begitu pelaku meninggalkan ruangan, Suryani, yang diikat dengan tali rafia, meronta- ronta hingga ikatannya lepas. Asep (17), pegawai toko kelontong di sebelah Mikro Laju, saat itu sedang menimbang barang di belakang toko. Ia terkejut melihat Agus yang terluka berteriak soal aksi perampokan yang baru saja terjadi. ”Saya ngadu ke bos, lalu dia langsung nelepon polisi. Petugas datang 15 menit kemudian,” ujarnya.

Agus dan Ryan pun segera dirawat para pegawai toko, sementara Barry dibantu melepaskan ikatan.

Kepala Kepolisian Sektor Ciracas Komisaris Suwanda mengungkapkan, polisi masih mengolah fakta tempat kejadian.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Dwi Priyatno bertekad mengungkap dan menangkap para pelaku perampokan. '”Memang ada peningkatan kualitas kejahatan pasca Operasi Ketupat Jaya, yakni terjadi perampokan. Masyarakat jangan lengah,” imbaunya.

Pelaku ditembak

Kapolda tak cuma beretorika. Lima dari tujuh kawanan rampok yang menyatroni rumah mantan pejabat di Jalan Adam Malik, Perumahan Deplu, Larangan, Kota Tangerang, akhirnya tertangkap sepanjang Jumat lalu hingga Senin (18/8).

Seorang di antara mereka, Gunawan (40), tewas ditembak petugas karena melawan saat melarikan diri dari tangkapan anggota Kepolisian Resor Tangerang Kota di tempat persembunyiannya di Purwokerto, Jawa Tengah.

Empat tersangka lainnya ditangkap tanpa melakukan perlawanan. Polisi masih memburu enam terduga lainnya yang menjadi anggota kawanan tersebut.

Keempat tersangka lainnya yang ditangkap adalah Sug (42), Suk (40), AR (48), dan Wil (45). Para tersangka langsung dibawa ke Kota Tangerang dan hingga Selasa kemarin masih diperiksa.

”Kasus ini masih terus dikembangkan. Kami masih mendalami terus kasus ini terkait adanya pengakuan dari tersangka atas hasil dari aksi di dua tempat dengan hasil aksi, yakni Rp 1 miliar dan Rp 850 juta,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Kota Ajun Komisaris Besar Suratmo. (A15/RTS/PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com