Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dipukul Paspampres di Acara Jokowi, Sespri Kapolda Metro Lapor Pomdam

Kompas.com - 05/12/2014, 16:15 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam kunjungan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi ke Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2014) lalu, terjadi sebuah insiden yang tidak mengenakkan antara Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan anggota polisi.

Adapun tujuan Jokowi ke sana adalah untuk bertemu sejumlah kepala satuan wilayah, mulai dari kapolda hingga kapolres seluruh Indonesia.

"Memang benar ada pemukulan yang dilakukan Paspampres terhadap anggota Polda Metro Jaya, yang diduga terjadi karena salah paham," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto, Jumat (5/12/2014).

Rikwanto mengungkapkan awal mula terjadinya konflik tersebut. Awalnya, semua kapolres, kapolda, dan semua pejabat yang diundang hadir dalam satu ruangan untuk mendengarkan arahan dari Jokowi.

Ternyata, belum semua tamu undangan hadir sehingga beberapa tempat duduk di kursi barisan depan kosong. Melihat pemandangan tersebut, panitia pun meminta para sekretaris pribadi atau sespri kapolda dan kapolres untuk menduduki bangku bagian belakang, sedangkan tamu undangan yang lainnya bergeser ke bangku barisan di depannya.

Acara pun dilanjutkan setelah itu. Seusai arahan Jokowi, ada satu sesi yang bersifat internal, hanya boleh didengarkan oleh kapolda dan kapolres yang hadir. Tamu lain pun, termasuk sespri, diminta untuk keluar ruangan.

Namun, pada saat itu, terjadi kesalahan komunikasi sehingga ada yang keluar dan ada yang masih menetap. Tidak beberapa lama, kata Rikwanto, seorang anggota Paspampres yang diduga bernama Kolonel Maruli membentak salah satu sespri, yaitu Inspektur Satu Reza Pahlevi.

Reza merupakan sespri dari Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol Unggung Cahyono. Menanggapi bentakan tersebut, Reza masih berdiam diri.

"Namun, begitu (Reza) keluar ada sesuatu yang dirasa tidak pas menurut Iptu Reza, lalu dia didatangi dan dipukul dadanya beberapa kali. Ada banyak saksi, dia dipukul karena diduga tidak mau keluar," kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, Reza sudah melaporkan soal pemukulan itu ke Pomdam Jawa Tengah untuk diusut lebih lanjut. Rikwanto mengatakan, saat pemukulan terjadi, banyak pejabat dan petinggi TNI serta Polri yang melihat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Megapolitan
Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com