Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gawai ”Jadul” Menangkal Maling di Rumah

Kompas.com - 17/02/2015, 21:05 WIB

KOMPAS.com - Setiap musim liburan Lebaran, Natal, atau Tahun Baru, pasti banyak rumah kosong ditinggal pergi penghuninya. Rumah kosong tersebut menjadi sasaran empuk para pencuri, terutama rumah tanpa sistem keamanan yang memadai.

Untuk itulah, warga perlu waspada. Dalam beberapa waktu terakhir, terungkap berbagai kasus pencurian dengan sasaran rumah kosong itu.

Pekan lalu, dua pelaku ”spesialis” pencurian rumah kosong ditangkap tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

”Keduanya mencuri di rumah kosong atau rumah yang ditinggal para penghuninya,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto, Kamis (12/2).

Kedua tersangka, IR dan RD, ditangkap seusai beraksi di sebuah rumah di Perumahan Bougenvile, Pondok Gede, Bekasi, Kamis (5/2). Heru mengungkapkan, modus yang dilakukan para tersangka adalah modus lama. Para tersangka itu berpura-pura hendak bertamu ke rumah sasaran.

Komplotan ini mengetuk pintu rumah, pura-pura tanya alamat. Jika tidak ada jawaban dan yakin rumah itu kosong, mereka akan langsung membongkar pintu rumah dan menggasak barang berharga.

Modus lain maling rumah kosong adalah berpura-pura sebagai petugas PLN, teknisi jaringan televisi kabel atau kamera pemantau (CCTV), penata ulang taman, pengecek kompor gas, dan berbagai modus lain.

Gawai tua

Salah satu cara untuk mengantisipasi pencurian di rumah yang tengah ditinggalkan adalah dengan memasang sistem keamanan di rumah. Sistem keamanan rumah akan sangat bermanfaat. Terutama yang bisa mengawasi rumah dari jauh dan memperingatkan pemiliknya secara otomatis saat maling mengancam.

Sistem keamanan, seperti pemasangan CCTV, alarm pintu dan semacamnya, ditawarkan mulai dari yang murah hingga mahal. Di situs belanja online Lazada, sistem keamanan dengan CCTV dijual dari harga Rp 420.000 hingga harga Rp 15,9 juta. Situs belanja Bhineka menawarkan sistem kamera pemantau dengan harga hingga Rp 60,66 juta.

Namun, tentu saja tidak semua orang bisa dengan mudah mengeluarkan uang jutaan untuk memasang sistem keamanan. Dalam kondisi itu, Anda bisa memasang sistem keamanan rumah dengan murah, bahkan gratis dengan perlengkapan yang tepat. Anda bisa memanfaatkan telepon pintar tua yang sudah usang alias yang sudah ketinggalan zaman (jadul).

Seperti diketahui, telepon pintar atau tablet berkembang begitu pesat. Model-model baru bermunculan dengan harga yang menggiurkan. Orang pun mudah berganti-ganti gawai atau gadget, meninggalkan gawai lama yang telah ketinggalan mode atau ketinggalan teknologi.

Daripada dibuang ke tempat sampah atau dijual di loakan, gawai lama bisa dimanfaatkan menjadi alat berguna untuk membuat sistem keamanan rumah dari incaran komplotan maling. Cara DIY (do it yourself) ini sangat mudah dikerjakan, bahkan bagi yang tidak terlalu paham mengenai teknologi.

Caranya sangat sederhana. Hanya dibutuhkan gawai berkamera ditambah aplikasi untuk memonitor. Jika sudah memiliki gawai tua berkamera, Anda bisa langsung mulai melakukannya. Ada sejumlah aplikasi sistem keamanan yang bisa diunduh baik di Android ataupun iOS.

Untuk pengguna Android, salah satu yang cukup populer di Google Play Store adalah Salient Eye app. Aplikasi gratis (in-app purchase) ini menggunakan kamera di gawai untuk mengawasi gerakan dan kemudian memperingatkan Anda lewat e-mail atau pesan singkat. Aplikasi ini bisa diinstal di gawai usang mulai dari Android 2.2 ke atas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com