Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kenapa Lantai 3 Blok G Tanah Abang Kosong Melompong

Kompas.com - 25/02/2015, 13:55 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kondisi lantai 3 Blok G Tanah Abang kini dipastikan sudah kosong dari pedagang. Menurut Manajer Pasar Tanah Abang Blok G Namen Suhadi, kosongnya lantai 3 sudah terjadi dari awal tahun 2015 dan merupakan bagian dari program meramaikan Pasar Blok G.

"Jadi, itu tidak sengaja dikosongkan, apalagi jadi dipakai buat tempat mesum. Kita mau pakai lantai 3 nanti untuk keperluan lain. Makanya, pedagang yang masih bertahan dipindah ke lantai 2," kata Namen kepada Kompas.com, Rabu (25/2/2015).

Namen menjelaskan, pedagang yang masih bertahan dan telah dipindahkan ke lantai 2 berjumlah kurang lebih 30 orang. Semua pedagang tersebut sudah mendapatkan tempat atau kios sebagai pengganti kios yang sebelumnya di lantai 3.

Untuk mengosongkan lantai 3, manajemen Blok G melakukan pembatalan hak sewa terhadap pedagang-pedagang yang sudah tidak aktif berjualan di sana.

Pembatalan hak itu berupa pemutusan kontrak sehingga pedagang yang sebelumnya di sana tetapi tidak aktif, tidak bisa mengklaim bahwa masa sewa belum berakhir.

"Kita akhir Februari ini tiga kali enam bulan masa gratis. Kita lakukan pembatalan hak supaya jangan tiba-tiba main klaim saja, padahal mereka cuma taruh dagangan, tidak jualan seperti yang lain yang masih bertahan," ucap Namen. [Baca: Ahok: Blok G Mesti Dibongkar Habis!]

Lantai 3 yang kosong akan diperuntukkan kegunaannya untuk hal lain. Lantai 3 kemungkinan besar difungsikan sebagai sarana pendukung Pasar Blok G, seperti tempat parkir atau tempat pedagang yang menjual produk berbeda dengan lantai-lantai di bawahnya.

"Kita upayakan itu supaya Blok G bisa ramai. Kalau untuk JPO (jembatan penyeberangan orang) ke Stasiun Tanah Abang dan jembatan besi ke Blok F memang sampai sekarang belum jadi," ujar dia.

Sebelum diresmikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi pada 2 September 2013 lalu, Pasar Tanah Abang Blok G sudah berdiri selama 25 tahun.

Pasar yang kurang diminati pengunjung itu berusaha dihidupkan kembali oleh Jokowi dengan merenovasi dan melengkapi berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan dan keamanan pedagang.

Pemerintah Provinsi DKI kala itu menggunakan Blok G untuk menampung pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di Jalan Jati Bunder dan jalan lain di kawasan Pasar Tanah Abang. Namun, kini, pedagang sedikit demi sedikit kembali berjualan di jalan dengan alasan Blok G sepi pengunjung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com