Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Otodebit, Harga Sewa Kios Pasar Palmerah Melonjak

Kompas.com - 13/03/2015, 17:10 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang Pasar Palmerah mengeluhkan kenaikan tarif biaya pengelolaan pasar (BPP) hingga dua kali lipat. Pasalnya, kenaikan harga tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan fasilitas dan belum disosialisasikan kepada pedagang.

Danuir (46), salah satu pedagang perhiasan di Pasar Palmerah, mengatakan, kenaikan tarif BPP terjadi pasca-penerapan sistem pembayaran dari tunai ke otodebit atau cash management system (CMS). Danuir mengatakan, sistem pembayaran baru ini diterapkan sejak Januari 2015. Sebelumnya, pembayaran masih dilakukan secara manual, yakni dengan membayar ke koordinator pasar.

"Sebenarnya nggak masalah pakai otodebit. Lebih praktis. Tapi, kenapa jadi mahal ya?" tanya Danuir heran saat ditemui di lantai 1 Pasar Palmerah, Jumat (13/3/2015).

Sebelum otodebit diterapkan, Danuir hanya membayar Rp 300.000 per bulan untuk ruangan kios seluas 6 x 3 meter. Kini, ia harus mengeluarkan uang Rp 590.000 per bulan.

Edwin Chaniago, pedagang ponsel seluler, harus membayar BPP Rp 350.000 per bulan untuk kios seluas 2,5 meter x 2,5 meter. Padahal, sebelumnya, ia hanya membayar Rp 200.000 per bulan. Edwin dan pedagang lainnya yang tak setuju akan kenaikan itu pun melakukan aksi protes dengan tidak membayar iuran BPP selama tiga bulan terakhir.

"Kami tidak mau membayar. Habisnya harga yang dinaikkan terlalu besar. Belum lagi kami harus membayar listrik," ujar Edwin yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Palmerah.

Edwin, yang bergabung dalam Ikatan Pedagang Handphone Pasar Palmerah (IPHPP), sudah mengirimkan surat penolakan serta permohonan pengurangan tarif BPP kepada Manajer Pusat Area PD Pasar Jaya. Mereka meminta PD Pasar Jaya mengembalikan tarif seperti semula. Tuntutan para pedagang ini berpijak pada Surat Keputusan Direksi Nomor 226/2014. Dalam SK tersebut tertulis penyesuaian tarif BPP tetap mempertimbangkan kemampuan unit area, pasar, dan pedagang di Pasar Palmerah.

Sementara itu, salah satu staf pengelola Pasar Palmerah mengatakan, kenaikan tarif sudah ditetapkan oleh PD Pasar Jaya. Pengelola pasar hanya menjalankan ketetapan yang berlaku. Hingga kini, pengelola Pasar Palmerah masih menunggu surat keputusan dari PD Pasar Jaya pusat terkait hak penempatan kios yang digunakan para pedagang yang tidak mau membayar.

"Beberapa pedagang sudah membayar dengan sistem otodebit. Namun, jumlahnya memang lebih banyak yang belum membayar," kata staf Pasar Palmerah yang enggan disebutkan namanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com