Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Soto Lamongan 'Menaklukkan' Jakarta

Kompas.com - 15/04/2015, 08:00 WIB

"Saya masih ingat, tahun 1986, bulan delapan (Agustus), tanggal 17, saya buka warung soto Ayam di Jakarta," ungkap Supratman, warga asal Lamongan, yang berjualan soto ayam di sebuah gerobak.

Ditemani istrinya, Supratman siang itu melayani belasan orang pembeli yang mengelilingi gerobaknya. Dia mengaku sempat diusir petugas Tramtib dari lokasi awalnya berdagang.

"Dagang (soto ayam) pertama, saya mendapat (masukan) Rp 12.500," ungkapnya, disusul tawa getirnya. Dia mengaku berulangkali pindah tempat dan mengubah menu sajiannya.

Di awal kedatangannya, dia teringat betapa sulitnya "meyakinkan" warga ibu kota untuk mengkonsumi sajian menu istimewanya: lele goreng.

"Saya sempat menjual lele goreng 1kg (baru habis) selama lima hari. Geli orang mau makan. Tapi ke sininya, semakin pesat orang makan pecel lele, ayam goreng, dan soto Lamongan," katanya mengenang.

Pernah mengalami kejayaan di tahun 1990-an, yang ditandai antara lain kemampuannya membeli lima rumah dan warung permanen, naik haji, membantu adik-adiknya, Supratman mengaku telah mengalami jatuh-bangun dalam bisnis kuliner soto Lamongan.

Sekarang dia merintis ulang dengan berjualan soto di pinggir Jalan Sumenep, dan mulai diminati oleh kehadiran pembeli yang menyemut di depan gerobaknya, walaupun dengan resiko diusir oleh tramtib kota.

Usai mencicipi sotonya, saya lantas bertanya seperti apa filosofinya dalam menjalankan bisnis kuliner.

"Keuntungan itu nomor 10 buat saya. Yang pertama, kita harus kontrol masakan. Gimana soto saya ini dikenal enak. Dari dulu saya begitu," ungkap ayah 10 anak ini.

Dulu malu sebut 'Soto Lamongan'

Penjual soto, pecel lele atau pecel ayam, tahu campur dengan atribut "Lamongan" di belakangnya, acap dijumpai di sejumlah ruas jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Bahkan kehadiran warung Soto Lamongan saat ini diklaim sudah layak disejajarkan dengan kehadiran Restoran Padang atau Warung Tegal yang lebih dulu dikenal di kota-kota besar.

"Ada sebagian orang Lamongan tidak mau menamakan Soto Lamongan. Dulu namanya Soto Surabaya, karena dia malu," kata Wakil Ketua Paguyuban putra asal Lamongan alias Pualam, Bambang Suryodarmo.

"Sekarang karena Lamongan hebat, kemajuannya hebat, didukung pemerintahan Lamongan, mereka menyebut dirinya Soto Lamongan. Sekarang Soto Lamongan merajalela," kata Bambang yang merantau di Jakarta sejak tahun 1980-an awal.

Tidak diketahui sejak kapan warga Lamongan membuka usaha kuliner di Jakarta, namun menurut Bambang, kemungkinan sejak awal tahun 1960-an.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dekat Istana, Lima dari Sebelah RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelah RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com