Pasar seluas 2.809 meter persegi itu diisi oleh 160 pedagang. Adapun jumlah kios dan los yang ada sebanyak 288 tempat.
Kepala Pasar Pos Pengumben Tosimin menuturkan, sama seperti pasar tradisional lain, Pasar Pos Pengumben difokuskan sebagai penyedia kebutuhan harian, seperti bahan pangan, sandang, dan alat sekolah. "Aktivitas jual-beli ramai ada di lantai I yang menjual kebutuhan pangan, seperti beras, telur, daging ayam, dan ikan," kata Tosimin, Selasa (23/6), di Jakarta.
Menurut dia, meski fasilitas pasar sudah lebih modern, tradisi tawar-menawar masih dijaga oleh pedagang sebagai identitas pasar tradisional. Di pasar itu juga bertahan tradisi saling memercayai antara penjual dan pembeli.
Khotimah (44), pedagang pakaian, menuturkan, ia memperbolehkan pengunjung melihat, mencoba, dan menawar harga barang dagangannya. Pengunjung biasanya menawar separuh dari harga yang ia tawarkan. "Kalau harga celana Rp 60.000, mereka tawar Rp 30.000. Saya masih tolak, lalu kami saling menawarkan harga yang cocok. Biasanya laku di harga Rp 40.000-Rp 45.000," katanya.
Menurut Khotimah, kegiatan tawar-menawar barang sekaligus menjadi keunikan pasar tradisional. Itu pula salah satu keunggulan pasar tradisional sehingga pembeli tertarik berbelanja.
"Setelah direnovasi, omzet saya lebih banyak. Bisa dapat Rp 700.000-Rp 1 juta per hari. Dulu hanya Rp 300.000-Rp 500.000 karena letak kios tidak strategis, terimpit kios lain," tambahnya. (DIAN DEWI PURNAMASARI/B08)
__________________
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juni 2015, di halaman 27 dengan judul "Pusat Belanja Kini Tampil Beda".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.