Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Joglo 6 Tahun Mangkrak, Pengendara Stres

Kompas.com - 09/10/2015, 10:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengguna jalan yang melintas di Jalan Joglo Raya, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Ja­karta Barat mengaku stres. Mereka setiap hari harus berebut dengan kendaraan lain di titik jalan yang menyempit dari arah Tol JORR W2 menuju Pos Pengumben.

Raisan (40), salah seorang pengguna jalan yang setiap hari melewati jalur itu mengatakan, proyek pelebaran jalan Joglo yang tak kunjung selesai itu menyebabkan kemacetan parah, apalagi di jam-jam sibuk seperti berangkat dan pulang kantor.

"Kalau jam sibuk pergi dan pulang kerja, arus lalu lintas di wilayah Joglo sangat parah. Kalau motor masih bisa menyalip melalui jalan yang sudah dilebarkan," kata Raisan ketika ditemui Warta Kota di lokasi, Rabu (7/10/2015).

Tak hanya itu, Raisan juga mengungkapkan, di sisi jalan yang akan dilebarkan tersebut kerap menjadi lahan parkir bagi pemilik usaha bengkel dan rumah makan.

"Jalan yang sudah dilebarkan tetapi belum menyeluruh ini menjadi penyebab kemacetan di jalan tersebut," katanya.

Warga lainnya, Yusuf, menyayangkan proyek pelebaran jalan yang sudah hampir 6 tahun berjalan tak kunjung rampung.

"Warga sangat mendukung pelebaran jalan ini, karena selama ini selalu macet. Aktivitas warga juga terganggu karena untuk pergi jarak dekat saja harus ikut terkena macet."

"Saya heran mengapa pelebaran jalan ini tak pernah tuntas bertahun-tahun. Seingat saya sudah tiga gubernur dari era Fauzi Bowo, Jokowi, dan sekarang Ahok enggak beres-beres," katanya.

Untuk menempuh jarak satu kilometer saja dari pintu tol JORR W2 Joglo sampai pertigaan jalan ke arah TPU Joglo saja, terkadang harus ditempuh dalam waktu satu jam.

"Coba kalau sudah dilebarkan seluruhnya pasti tidak akan macet lagi, minimal berkuranglah," katanya.

Pengamatan Warta Kota, Jalan Joglo Raya yang sejak lima tahun lalu akan dilebarkan ini terkendala pembebasan lahan. Akibatnya, pelebaran jalan tidak berjalan lancar.

Dari arah simpang JORR W2, jalan menyempit sekitar 15 meter, kemudian melebar sekitar 100 meter kemudian menyempit lagi karena terhalang bangunan yang lahannya belum dibebaskan, antara lain sebuah tempat ibadah. Kondisi serupa juga terlihat di jalur jalan selepas pertigaan Perumahan Alfa Indah.

Titik terang

Setelah berlarut-larut selama enam tahun, proses pelebaran Jalan Joglo Raya akhirnya menemui titik terang. Seluruh pemilik lahan telah sepakat melepas lahannya untuk pelebaran jalan yang menghubungkan Jakarta dengan Tangerang, Banten itu.

Pemilik lahan yang belum dibebaskan menemui kata sepakat dengan Pemprov DKI Jakarta terkait ganti rugi lahan, yakni di angka Rp 12 juta/m2. Dengan begitu, niat Pemprov DKI melanjutkan proyek pelebaran jalan tahun ini seharusnya berjalan tanpa kendala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com