Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ancam Pecat Lurah yang Tak Naikkan Honor Jumantik

Kompas.com - 23/12/2015, 20:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan mengevaluasi 36 lurah di Ibu Kota yang tidak meningkatkan honor petugas juru pemantau jentik (jumantik). 

"Kami temukan 36 lurah yang saya perintahkan menyesuaikan gaji jumantik agar ada penambahan makanan, tetapi 36 kelurahan itu tidak lakukan," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (23/12/2015).

Padahal, Basuki sudah menginstruksikan hal tersebut kepada semua lurah. Basuki akan mengecek kenapa program itu belum jalan.

"Kami lagi cari tahu siapa mereka dan alasan mereka. Kalau misalnya benar, ya kami ganti karena pemain cadangannya sudah pada pemanasan semua," ujar Basuki.

Menurut dia, kenaikan honor petugas jumantik sedianya diberikan dengan berbasis kinerja.

Nantinya, seorang petugas jumantik bisa mendapat honor hingga Rp 500.000 per bulan. Sebelumnya, honor yang diterima petugas jumantik hanya Rp 75.000 per bulan.

Petugas jumantik bisa memperoleh honor sebesar Rp 500.000 per bulan jika dapat memeriksa jentik nyamuk di 200 rumah. 

"Jadi, honor tetapnya Rp 100.000 per bulan, ada tambahan Rp 400.000 kalau dia bisa memeriksa hingga 200 rumah per bulannya," ujar Basuki.

Adapun petugas jumantik memeriksa rumah warga setiap hari Jumat. Selama ini, pemeriksaan dilakukan dengan mengunjungi paling sedikit 25 rumah.

Tahun depan, kerja petugas jumantik akan ditingkatkan untuk menjadi 50 rumah. Untuk bisa mendapat honor maksimal, petugas jumantik harus bisa menunjukkan bukti pemeriksaan.

Jika dalam satu tahun, jumantik bisa memenuhi targetnya setiap bulan, petugas itu akan mendapatkan tambahan satu bulan gaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com