Permintaan adegan ini ditolak lantaran penyidik tak pernah menunjukkan rekaman CCTV kepada pihaknya.
"Lah, (rekaman) CCTV, kami kan enggak lihat, tetapi suruh ikutin (adegan) itu, ya enggak bener. Berarti kan dipaksa suruh ngaku, kan gitu. Kecuali, (rekaman) CCTV-nya kami lihat," kata Yudi seusai rekonstruksi.
Penolakan Jessica itu dilakukan pada adegan kedua dalam rekonstruksi versi polisi sehingga adegan itu tidak diikuti Jessica.
Yudi mengatakan, di adegan versi polisi juga tidak terdapat peragaan menuangkan racun ke dalam gelas kopi milik Mirna.
Selain itu, Jessica juga menolak adegan berbicara kepada pelayan Kafe Olivier setelah Mirna mengalami masalah pascameminum kopi.
Dalam rekonstruksi, Jessica diminta berbicara kepada pelayan Kafe Olivier soal sesuatu yang bercampur di kopi Mirna.
"Pembicaraan pegawai Olivier itu kan enggak benar itu. Ya itu, yang katanya Jessica bertanya 'Apa yang bercampur dalam kopi'. Orang dia (Jessica) enggak ngomong begitu, kok. Nah, itu," kata Yudi lagi.
Selain itu, Yudi melanjutkan, tak ada bukti bahwa pelayan tersebut melihat Jessica menaruh racun yang disebut polisi merupakan sianida.
Berbagai adegan yang dianggap tidak sesuai, menurut Yudi, membuat Jessica depresi.
"Iya, Jessica depresi karena ada sesuatu yang enggak cocok, dan dipaksakan untuk cocok," kata Yudi.
Selain itu, menurut Yudi, Jessica depresi karena tidak melihat dirinya saat rekonstruksi berlangsung. "Saya dikira pergi, padahal saya di sampingnya, enggak kelihatan," ucapnya.
Usai rekonstruksi, sekitar pukul 19.40, Jessica meninggalkan Kafe Olivier bersama para penyidik.
Menanggapi adegan yang ditolak Jessica itu, Krishna mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab, setiap tersangka memiliki hak untuk mengingkari sesuatu.
"Keterangan yang berbeda ini tidak masalah, tersangka punya hak mengingkari. Enggak masalah mengingkari," ujar Krishna.
Krishna mengatakan, meski ada perbedaan keterangan dalam rekonstruksi versi penyidik dan Jessica, tetapi BAP yang disusun tetap satu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.