Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Penumpang yang Jadi Korban...?"

Kompas.com - 23/03/2016, 15:06 WIB

Mikrolet 44 jurusan Kampung Melayu-Tanah Abang, yang biasa diandalkan warga melintasi jalan utama itu, ikut mogok.

Wenda (28), bersama anaknya yang berusia lima tahun, harus menunggu 1 jam lebih sampai akhirnya diangkut.

Itu pun bukan dengan angkutan umum, tetapi mobil satuan polisi pamong praja yang sore hari dikerahkan untuk mengangkut penumpang telantar di Casablanca.

”Kenapa penumpang yang jadi korban?” ujarnya.

Bersiasat

Reni (25), karyawati di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, mengatakan, sejak pagi penumpang dibiarkan telantar.

Saat tiba di Stasiun Tebet dalam perjalanan menuju kantornya, Selasa pagi, calon penumpang hanya dilayani ojek pangkalan dan ojek berbasis aplikasi.

Reni memilih memakai ojek beraplikasi meski tak seperti biasa tukang ojek itu tak mengenakan jaket dan helm dengan logo aplikasi tempatnya bergabung.

Hendrajaya (40), pengemudi ojek aplikasi itu, mengaku, sejak pagi ia dan teman-temannya sesama pengemudi ojek berbasis aplikasi sudah berbagi informasi agar tak mengenakan atribut logo aplikasi.

Siasat itu dilakukan untuk menghindari amuk pengunjuk rasa.

Pengemudi mobil sewa berbasis aplikasi juga menerapkan siasat tertentu saat beroperasi, kemarin.

Pamuji, sopir mobil Uber, meminta penumpang duduk di samping sopir agar tak dikira penumpang.

”Taksi ini menggunakan mobil pribadi. Namun, mudah teridentifikasi jika penumpang duduk di belakang sopir, dan di kaca depan terpasang pemegang telepon seluler,” tuturnya.

Taksi Uber dan angkutan berbasis aplikasi dalam jaringan lainnya memang menjadi sasaran protes awak taksi konvensional dan angkutan umum lain, Selasa.

Derita akibat unjuk rasa besar-besaran ini juga dirasakan penumpang yang baru mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com