Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Reklamasi Muncul Hanya untuk Jatuhkan Ahok?

Kompas.com - 09/04/2016, 19:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Munculnya isu terkait reklamasi dinilai berkaitan dengan giat Pilkada DKI 2017 yang semakin dekat. Dan isu itu dianggap dimainkan untuk menjatuhkan Basuki Tjahaja Purnama.

"Ini ada kaitannya dengan Pilkada. Di luar orang cari cara gimana Ahok bisa kalah. Ini salah satu caranya untuk jegal Ahok," ujar Immanuel Ketua Komunitas Basuki Tjahaja Purnama Mania (Batman) Immanuel Ebenezer pada sebuah diskusi di Cikini, Sabtu (9/4/2016).

Menurut Immanuel, orang-orang yang ingin melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak memiliki kualitas dan program sebaik Ahok. Sehingga, mereka lebih memilih mencari kesalahan Ahok untuk membuatnya jatuh.

Namun, hal tersebut lansung dibantah oleh anggota DPRD DKI dari Fraksi Hanura, Very Younevil. Menurut Very, hal itu sama sekali tidak benar.

"Soal dukung Ahok dengan reklamasi menurut kami adalah hal yang berbeda. Jadi mohon maaf karena menurut saya soal reklamasi bukan untuk menjatuhkan Ahok. Ini adalah soal hukum," ujar Very.

Ketua Dewan Pembina Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Chalid Muhammad juga membantah hal tersebut. Dia mengatakan, isu reklamasi bukan isu yang berkaitan dengan perlawanan terhadap Ahok.

Dia kecewa Immanuel memiliki prasangka bahwa mengkritik kebijakan pemerintah berarti ingin menjatuhkan pemimpinnya. Apalagi, soal reklamasi, dia juga sudah menentang sejak jaman mantan Presiden RI Soeharto.

"Kalau dibilang gitu, berarti saya dulu sedang usaha menjatuhkan Soeharto, berusaha menjatuhkan Foke (Fauzi Bowo), dan menjatuhkan Ahok dong karena saya enggak mendukung reklamasi sejak dulu," ujar Chalid.

Kompas TV KPK Cegah Staf Khusus Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com