JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita hamil tujuh bulan berinisial NA (34) ditemukan tewas dalam keadaan dimutilasi di sebuah kontrakan di Desa Telagasari, Cikupa, Kabupaten Tangerang pada Rabu (13/4/2016) pagi. NA diduga dibunuh oleh AG (33), laki-laki yang tinggal bersamanya.
Saat mayat NA ditemukan, AG tidak diketahui dimana rimbanya. Polisi pun memburu AG untuk memecahkan misteri pembunuhan sadis tersebut. Polisi memasukkan AG dalam daftar pencarian orang (DPO) dan menyebar foto pelaku tersebut untuk memudahkan proses pencarian.
Untuk mempercepat penyebaran informasi mengenai AG, polisi sampai menyebarkan ciri-ciri AG di media sosial.
Akhirnya, AG berhasil ditangkap polisi di Rumah Makan Salero Bundo Jalan Mastrip nomer 9-11 Karangpilang, Surabaya pada Rabu (20/4/2016) sekitar pukul 10.00 WIB.
Keberadaan AG di Surabaya diketahui hasil dari laporan masyarakat melalui hotline yang disebar polisi di dunia maya.
"Berdasarkan informasi masyarakat melalui hotline bahwa ada orang tidak dikenal dengan ciri-ciri seperti tersangka di daerah Surabaya," ujar Kasubdit Jatanras Ditkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/4/2016).
Herry menjelaskan, sebelumnya pihaknya melakukan pengejaran ke rumah istri dan keluarga besar AG di Leuwiliang, Bogor. Dari hasil interogasi kepada istri dan keluarganya, diketahui AG sudah sebulan tidak pulang ke Bogor.
Selanjutnya, berdasarkan hasil penyelidikan tim berangkat ke Lampung Timur, karena diduga AG memiliki teman dekat wanita bernama Yeni di sana. Dari keterangan Yeni, diakui mereka pernah bertemu dua kali, tetapi tidak pernah berhubungan lagi.
Tim juga melakukan penyelidikan ke rumah makan Sari Minang di Jakarta Pusat. Polisi mendapatkan informasi bahwa AG pernah bekerja pada tahun 2000 hingga 2006 di rumah makan tersebut.
Akhirnya, setelah mendapatkan aduan dari masyarakat bahwa diketahui keberadaan AG di Surabaya. Setelah ditangkap, polisi pun langsung mengintrogasi AG.
Dari hasil interogasi itu diketahui bahwa AG dan NA pertama kali bertemu di Rumah Makan Gumarang, Cikupa, Kabupaten Tangerang, tempat keduanya bekerja sejak Juni 2015.
Saat itu, NA bekerja sebagai kasir dan AG sebagai kepala rumah makan tersebut. Setelah itu, NA diketahui pindah dari rumah makan tersebut namun kisah cinta mereka tetap berlanjut.
"Walaupun berbeda tempat kerja, keduanya tetap berhubungan melalui telepon dan SMS. Dua bulan kemudian, di bulan Agustus 2015, keduanya bertemu di KFC Citra Raya Cikupa," ujar Herry.
Mereka menjalin hubungan hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama di sebuah rumah kontrakan di Cikupa. Kepada NA, AG mengaku belum menikah, sedangkan NA mengakui dirinya berstatus janda dengan dua anak.
Herry menjelaskan, setelah menetap bersama di rumah kontrakan tersebut, mereka sering berhubungan badan dan akhirnya NA hamil. Akhirnya, NA mengetahui jika AG ternyata telah beristri.
Hal itu yang menyulut cekcok di antara keduanya. Selain itu, menurut Herry, sekitar 3 April 2016, mulai sering terjadi percekcokan antara NA dengan AG. Percekcokan tersebut selain karena NA mengetahui AG sudah beristri, NA juga sering marah-marah lantaran masalah ekonomi, meminta dinikahi, serta karena AG sering telat pulang ke rumah.
Lalu pada Minggu (10/4/2016) pagi, AG dan NA kembali cekcok. NA sempat mengeluarkan kata-kata kasar yang membuat AG tersinggung dan khilaf.
"Karena merasa tidak dihargai, AG khilaf langsung membanting dan memiting NA dengan sangat kuat. 30 menit kemudian, AG melepaskan piting dan disadari bahwa korban sudah tidak bernapas," ujar Hery.
Setelah membunuh NA, AG panik dan memutar otak bagaimana cara agar tindakannya tersebut tidak diketahui orang. Akhirnya, tebersit dalam benak AG niat untuk menghilangkan jejak perbuatannya dengan memutilasi menggynajan sebilah golok yang berada di bawah TV.
"AG memutilasi dengan memotong tangan kanan dari lengan bahu, kemudian memotong tangan kiri," ucap Herry.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, AG tidak memperlihatkan wajah penyesalan saat ditangkap polisi. Meskipun demikian, Krishna memastikan AG tidak mengalami gangguan kejiwaan.
"Sampai saat ini, saya belum melihat wajah-wajah penyesalan dari yang bersangkutan (AG)," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Kamis (21/4/2016).
Krishna pun menuturkan, AG saat masa pelariannya ke Surabaya sempat menemui kekasihnya yang berada di daerah tersebut. AG juga diketahui pernah sempat bekerja pada tahun 2014 lalu di rumah makan tempat ia ditangkap.
"Dia pernah bekerja di Surabaya dan dia mendatangi pacarnya lagi yang di Surabaya. Jadi dia ini pacarnya banyak." kata Krishna.
Padahal dari penelusuran polisi, diketahui AG sudah berkeluarga dan dianugerahi seorang anak dari istri sahnya yang ada di Bogor, Jawa Barat. Tidak ada perlawanan ketika AG diringkus.
Saat ini AG telah berada di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lebih. Sementara itu polisi pun masih mencari potongan kaki korban yang dibuang di sebuah sungai di Cikupa dan hingga kini belum ditemukan.