Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Kembali Ungkap "Lembar Lama" Para Pejabat Pemprov DKI

Kompas.com - 02/05/2016, 07:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengundurkan diri membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersuara. Ahok kembali mengungkap banyaknya pejabat DKI yang tidak menyenangi dirinya.

Bahkan ditengarai melakukan kampanye hitam bagi pasangan Jokowi-Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012 lalu. Dia memberi contoh istri Rustam Effendi, mantan Wali Kota Jakarta Utara yang baru saja mundur dari jabatannya.

"Kalau kamu lihat WhatsApp istrinya di grup waktu (masa) kampanye, wah kamu ngeri bacanya. (Dia) ikut kampanye supaya jangan pilih Jokowi-Ahok sama teman-temannya," ujar Ahok di rumahnya di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016) kemarin.

Selain itu ada pula PNS DKI yang hingga kini masih menjabat disebut Ahok pernah melakukan kampanye hitam terhadapnya. Contohnya adalah Mara Oloan yang kini menjabat sebagai Asisten Sekda DKI Jakarta bidang Keuangan dan Saefullah yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah DKI.

"Kamu kira Oloan enggak jelek-jelekin aku setengah mati? Kamu kira Saefullah enggak jelek-jelekin kita? Haduh, kita punya semua kok (data) waktu kita pencalonan. Saya ambil hati enggak? Enggak!" ujar Ahok.

Pernyataan ini sebelumnya juga pernah diungkapkan Ahok pada tahun 2014 lalu. Saat itu, dia mengaku memiliki data lengkap pejabat mana saja yang rasis dan kerap melakukan kampanye negatif.

"Termasuk Pak Sekda itu termasuk yang paling tidak dukung kami, kampanye negatif dan sangat mendukung Pak Fauzi Bowo. Tapi saya enggak mau pusing, karena tidak ada orang yang sempurna," kata Ahok dalam Talkshow Strategi Tata Kelola Anggaran Efektif, di Balaikota, Kamis (11/12/2014) lalu.

Saat itu, sebenarnya Ahok juga sudah berjanji untuk tidak lagi mengungkap "lembar lama" para pejabat DKI. Jokowi yang masih menjabat Gubernur DKI saat itu juga sepakat menutup "dosa lama" dan bersama membangun Jakarta Baru. (Baca: Tantangan Hari Senin dari Ahok untuk PNS Agar Mundur)

Tantang pejabat DKI mengundurkan diri

Di sisi lain, Ahok juga menantang anak buahnya secara terbuka. Melalui siaran langsung yang ditayangkan Kompas TV, Ahok menunggu mereka mengajukan surat pengunduran diri hingga Senin (2/5/2016) ini.

"Kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekretaris Kota, Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas, Bupati, Wakil Bupati, semuanya, kalau Anda tidak suka dengan saya, dan mau mengundurkan diri seperti Pak Rustam (mantan Wali Kota Jakarta Utara), tolong hari Senin masukkan surat pengunduran diri ke saya," ujar Ahok dalam siaran langsung yan ditayangkan oleh Kompas TV, Jumat (29/4/2016) lalu.

Ahok mengaku akan sangat senang jika pejabat DKI banyak yang mengajukan pengunduran diri. Sebab, masih banyak PNS lain yang masih muda siap menggantikan posisi mereka. Menurut dia, gaji besar yang diterima para pejabat DKI harus sebanding dengan kinerja yang diberikan. (Baca: Gertakan Yusril soal Tantangan Pengunduran Diri PNS Pemprov DKI oleh Ahok)

"Saya ngomong dengan sangat jujur, kalau ada PNS eselon II dan I yang mau berhenti, saya sih terima kasih, terima kasih sama mereka," ujar Ahok.

Ada beberapa pejabat DKI yang mengundurkan diri sebelum Rustam. Seperti mantan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Novizal, mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Haris Pindratno, serta mantan Kepala Dinas Tata Air DKI Tri Djoko Sri Margianto. Semuanya disebut Ahok mengundurkan karena berbeda pendapat dengannya. (Baca: Rustam Effendi Menambah Daftar Panjang Pejabat DKI yang Mundur di Era Ahok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com