Mencari pengganti
Ahok sudah kesal. Berkali-kali dia mengancam akan memecat Ratna karena tidak becus memimpin Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI. Saking sebalnya, Ahok mengatakan perombakan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI harus dilakukan besar-besaran tidak hanya sebatas kepala dinasnya saja.
"Ini kalau mau pecat mesti pecat satu set ini bukan cuma kepala dinas lagi, bisa satu set semua dibuang," ujar Ahok.
Namun, Ahok mengatakan belum menemukan pejabat pengganti untuk Ratna. Hal ini yang membuat dia menunda melakukan pemecatan.
"Saya mau cari orang (pejabat pengganti Ratna sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta) juga susah, kan. Enggak ada orang, enggak ada orang," kata Ahok.
Ahok mengaku tengah melakukan seleksi jabatan eselon II. Ahok baru menerima daftar pegawai negeri sipil (PNS) yang lulus psikotes eselon II pada Kamis (9/6/2016). Ahok juga masih mewawancarai PNS yang masuk ranking 50 besar psikotes tersebut.
"Saya belum tentu ganti dia (Ratna) juga. Saya wawancara (PNS yang lolos psikotes) dulu," kata Ahok.
Meski demikian, ia menyebut akan mencari pegawai eksternal Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta untuk menggantikan posisi Ratna. Hal tersebut dilakukan lantaran permasalahan taman dan pemakaman tak kunjung usai, meski ia telah berulang kali mengganti posisi kepala dinas tersebut.
"Ya kerjanya (Ratna) pas-pasan," kata Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.