Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: Kopi Sianida, Mirna, dan Jessica

Kompas.com - 09/12/2016, 07:00 WIB
Nursita Sari

Penulis

 

Jaksa menanggapi pleidoi Jessica dan tim pengacaranya dalam replik mereka pada sidang 17 Oktober 2016. Dalam repliknya, jaksa menyindir Jessica yang menangis saat membacakan pleidoinya.

Jaksa juga menyindir tim pengacara Jessica soal pembayaran dalam menangani kasus kliennya serta pembacaan pleidoi yang memakan dua kali persidangan.

Kemudian, jaksa menunjukkan foto-foto ruangan yang mereka sebut sebagai ruang tahanan Jessica. Jaksa menyebut ruang tahanan Jessica cukup mewah.

Jessica dan tim kuasa hukumnya menanggapi replik dengan membacakan duplik mereka pada 20 Oktober 2016. Jessica menuturkan, foto-foto yang ditunjukkan jaksa bukanlah ruang tahanannya, melainkan ruang serba guna yang biasa dipakai oleh semua tahanan untuk kegiatan kerohanian dan konseling.

Sementara ruang tahanannya adalah ruang isolasi yang biasa digunakan untuk tahanan yang melakukan pelanggaran atau ruangan tempat tersangka kasus pembunuhan sebelum dipindahkan ke ruang tahanan biasa.

Kemudian, Jessica menyampaikan ketakutannya tentang adanya intervensi dalam persidangan, melihat kedekatan keluarga Mirna dengan jaksa. Dia meminta majelis hakim memutuskan perkaranya dengan adil.

Pada gilirannya, tim pengacara Jessica membalas sindiran jaksa dengan menyebut jaksa hanya membahas tangisan Jessica, bukan materi yang berkaitan dengan perkara. Tim pengacara kemudian kembali memaparkan penjelasan para ahli yang menunjukkan Jessica tidak terbukti meracuni dan membunuh Mirna. Mereka meminta majelis hakim membebaskan Jessica.

Putusan majelis hakim

Majelis hakim memvonis hukuman 20 tahun penjara terhadap Jessica. Vonis dijatuhkan dalam sidang putusan yang digelar pada 27 Oktober 2016 lalu. Sidang putusan dihadiri massa simpatisan Mirna dan Jessica. Ruang sidang sesak dipenuhi massa. Pengamanan polisi saat itu sangat ketat.

Menyita perhatian hingga hakim kontroversial

Banyaknya massa yang menonton sidang Jessica tak hanya terjadi saat putusan. Pada persidangan-persidangan sebelumnya, ruang sidang selalu dipenuhi masyarakat yang datang langsung ke PN Jakarta Pusat karena penasaran menyaksikan sidang secara langsung. Beberapa stasiun TV bahkan menyiarkan langsung sidang tersebut.

Perhatian publik juga dituangkan dengan adanya warga yang membuat kopi merek sianida. Namun, penjualan kopi yang menampilkan wajah Jessica itu dihentikan karena tidak mengantongi izin pihak Jessica.

Hal lain yang menyita perhatian yakni sikap salah satu anggota majelis hakim, Binsar Gultom, yang kontroversial. Binsar dinilai memihak terhadap Mirna. Pengacara Jessica bahkan sempat meminta Binsar diganti dan diadukan ke Komisi Yudisial (KY).

Hal lainnya yang meramaikan perkara kematian Mirna yakni munculnya nama Amir Papalia di akhir-akhir persidangan. Nama Amir pertama kali disebutkan Jessica dalam dupliknya.

Menurut Jessica, Amir melihat Arief memberikan kantong plastik hitam kepada barista Olivier, Rangga Dwi Saputra, satu hari sebelum kematian Mirna.

Namun, persoalan tersebut tidak jelas akhirnya dan tidak memengaruhi putusan sidang.

 

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com