Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: 70 Persen Warga Kelas Menengah Puas akan Kinerja Pemprov DKI

Kompas.com - 23/12/2016, 08:43 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 70 persen warga kelas menengah di DKI Jakarta menyebut kondisi kota Jakarta saat ini baik.

Selain itu, secara rata-rata, ada sekitar 69 persen warga yang menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan DKI dalam berbagai bidang.

Hal itu diketahui dari hasil survei Litbang Kompas yang diselenggarakan pada 7-15 Desember 2016.

Sejumlah bidang yang diapresiasi, antara lain kesehatan, pendidikan, perizinan, dan penanganan masalah banjir.

(Baca juga: Survei Litbang Kompas: Warga Kelas Atas Cenderung Solid Pilih Ahok-Djarot)

Warga kelas menengah memberikan pujian pada bidang kesehatan, pendidikan, relasi sosial, perizinan, dan lingkungan.

Kondisi baik pada lima bidang tersebut dinyatakan oleh 80-90 persen responden. Warga kelas menengah Jakarta juga dimudahkan dalam bidang pendidikan dan kesehatan dengan adanya Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS).

Kebijakan bidang perizinan juga mendapat acungan jempol dari warga kelas menengah.

Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sampai tingkat kelurahan tersebut cukup membantu warga untuk mengurus administrasi kependudukan sampai mengajukan perizinan.

Hal lain yang mendapat pujian dari warga kelas menengah adalah penyelesaian masalah banjir.

Meski masih menimbulkan pro-kontra, normalisasi sungai sebagai upaya pengendalian banjir, mendapat dukungan positif dari hampir seluruh warga kelas menengah.

Namun, sejumlah hal masih menjadi keluhan, di antaranya keamanan, infrastruktur, transportasi, permukiman, dan ekonomi.

Kelima bidang itu rata-rata dipermasalahkan oleh 30-50 persen responden. Ekonomi mendapat nilai paling minim dari 10 bidang yang ada.

Ketidakpuasan yang ada karena kesejahteraan belum merata ke semua warga. Ketimpangan ekonomi di Ibu Kota semakin melebar.

Sejak 2011 sampai 2016, angka rasio gini DKI Jakarta selalu di atas rata-rata angka nasional. Hingga Maret 2016, rasio gini Jakarta sebesar 0,41, sedangkan nasional 0,39.

Transportasi, khususnya masalah kemacetan, masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan. Masalah permukiman menjadi persoalan berikutnya.

Upaya pemindahan penduduk bantaran sungai/waduk ke rusunawa mendapat apresiasi positif oleh hampir tiga perempat warga kelas menengah.

Proporsi kelas menengah dalam penelitian ini cukup mendominasi responden survei. Jumlahnya yakni 67,3 persen dari keseluruhan responden.

Sementara itu, warga kelas menengah sebanyak 32,4 persen. Sisanya, 0,3 persen merupakan warga kelas bawah.

(Baca juga: Meski "Merajai" Berbagai Survei, Posisi Agus-Sylvi Dinilai Belum Aman )

Pembagian kelas dalam survei ini berdasarkan metode scoring menggunakan empat variabel, yakni pengeluaran keluarga tiap bulan, daya listrik, bahan bakar memasak, serta air minum yang digunakan.

Survei Litbang Kompas dilakukan secara tatap muka terhadap 800 responden secara acak yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta. Jumlah responden di setiap wilayah ditetapkan secara proporsional.

Survei dilakukan menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih sementara (DPS) DKI Jakarta.

Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin error plus minus 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.

(MARGARETHA PUTERI ROSALINA/LITBANG KOMPAS) 

---

 

Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Desember 2016, di halaman 8 dengan judul "Melihat Arah Suara Kelas Menengah".

Anda juga bisa mengikuti ulasan Litbang Kompas terkait hasil survei pre-election Pilkada DKI dalam empat tulisan mendalam yang secara berturut-turut di Harian Kompas mulai Rabu kemarin.

 

Selain melalui koran cetak, Anda bisa mengakses Harian Kompas versi e-paper melalui aplikasi di telepon seluler Anda atau melalui website http://epaper.kompas.com  jika dari desktop.

Bagi Anda yang belum berlangganan Harian Kompas, klik http://kiosk.kompas.com untuk berlangganan.

Kompas TV Hasil Survei Pilkada DKI 2017 dari Litbang Kompas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com