Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Jalan Arus yang Pernah Merasakan Banjir hingga Seatap

Kompas.com - 13/02/2017, 16:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman warga di RT 8/RW 1, Jalan Arus, Kelurahan Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur sempat dilanda banjir selama beberapa jam pada Minggu (12/2/2017) kemarin.

Menurut warga, banjir mulai terjadi pada pukul 20.00 WIB dan mulai surut pada Senin (13/2/2017) sekitar pukul 02.00 WIB. Ketinggian banjir mencapai 10 sentimeter.

Meski sempat dilanda banjir, warga menyebut kondisi saat ini jauh lebih baik ketimbang beberapa tahun silam. Sebab masuknya air ke dalam rumah tak sampai mengharuskan mereka mengungsi.

"Saya semalam tidur di atas sofa. (Ketinggian banjirnya) cuma se-mata kaki," ujar salah seorang warga, Muhammad Zaini (67) saat ditemui Kompas.com, Senin pagi.

Zaini berujar kondisi serupa tak bisa dilakukannya beberapa tahun silam. Karena dulu, ketinggian banjir di lokasi tersebut bisa nyaris menenggelamkan seluruh rumah. Ia mengaku masih mengingat saat rumahnya nyaris tenggelam saat terjadinya banjir besar pada 2012 dan 2013.

Pria yang sudah menempati rumahnya sejak tahun 1980 ini menyebut dulu ia dan para tetangganya dipastikan mengungsi setiap banjir terjadi di lokasi tempat mereka tinggal.

"Apalagi banjir lima tahunan, 2007, 2012 sampai ke atas. Cuma atap yang kelihatan," ujar Zaini sambil menunjuk atap rumahnya.

Penuturan Zaini turut dibenarkan tetangganya, Ibrahim Ismail (67). Menurutnya, dulu ketinggian minimal banjir bisa mencapai satu meter.

"Paling rendah sedada," kata pria yang sudah tinggal di Jalan Arus sejak 1984 ini.

Baik Ibrahim maupun Zaini menyebut banjir yang terjadi pada Minggu malam merupakan yang pertama kalinya pada tahun ini. Mereka menyebut terakhir kali banjir melanda kawasan tersebut pada awal 2016.

Saat itu, ketinggian banjir mencapai sekitar 30 sentimeter. Posisi rumah Zaini dan Ibrahim memang berada di dataran yang agak rendah. Kondisi ini yang menyebabkan rumah keduanya dan para tetangganya yang lain rentan dilanda banjir.

Hal itu berbeda dengan kondisi rumah Tomi (63) yang posisinya sedikit berada di ketinggian. Banjir pada Minggu malam tak melanda Rumah Tomi. (Baca: Djarot Sebut Tak Ada Lagi Warga Jakarta Mengungsi karena Banjir)

Padahal, beberapa tahun silam, ia menyebut rumahnya kerap dilanda banjir hingga semata kaki. Saat itulah, rumah-rumah tetangga Tomi, tak terkecuali Zainal dan Ibrahim sudah nyaris tenggelam dan tinggal menampakan atap.

"Kalau sekarang (kalau banjir) istilahnya cuma air lewat," kata Tomi.

Permukiman warga di RT 8/RW 1, Jalan Arus berlokasi tak jauh dari pinggir Kali Ciliwung. Bantaran kali di lokasi tersebut memang belum tampak diturap. Namun, Kali Ciliwung yang mengalir di kawasan ini masih satu aliran dengan yang ada di Bukit Duri dan Kampung Pulo. (Baca: Penyebab Banjir Jakarta Menurut Ahok)

Seperti diketahui, saat ini aliran Kali Ciliwung di Kampung Pulo sudah dinormalisasi. Permukiman liar yang dulu banyak di sepanjang bantaran kali kini sudah digusur. Penertiban permukiman liar di Kampung Pulo dilakukan bersamaan dengan pembangunan jalan inspeksi dan pembuatan turap.

Kompas TV Daerah Kemang Eksklusif, Kok Bisa Banjir?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com