Setelah debat
Pada saat dan setelah survei itu, Agus-Sylvi lebih tertarik untuk datang ke lapangan dan bertemu dengan masyarakat dibandingkan memenuhi tawaran debat antarcalon yang digelar beberapa stasiun televisi di luar debat resmi dari KPU.
Pada 13 Januari 2017, KPU DKI Jakarta menggelar debat resmi pertama untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Dari gelaran debat pertama tersebut, publik menilai performa tiap kandidat. Hasilnya belum menggambarkan perbedaan sentimen yang signifikan kepada tiap calon.
Hasil analisis lembaga analisis media sosial PoliticaWave, pasangan nomor satu justru mendapat respons positif tertinggi hingga 61 persen. Meski dianggap masih kaku dalam menjawab pertanyaan, pasangan Agus-Sylvi berhasil meraih sentimen positif karena dianggap lugas dalam berbicara. Sementara kedua pasangan lainnya berkutat dengan menampilkan data seputar kinerja Jakarta.
Pada debat kedua yang digelar 27 Januari, pesona Agus-Sylvi mulai luntur. Indonesia Indicator, sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis menyatakan, sentimen positif justru berkurang setelah debat kedua. Hal sebaliknya terjadi bagi pasangan Basuki-Djarot. Meski kasus hukum masih membelit Basuki, pasangan ini berhasil meraih simpati publik melalui paparan visi misi serta kemampuan menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan lawan. Sementara pasangan Anies-Sandi mendulang kecenderungan yang sama seperti pasangan Basuki-Djarot.
Survei Litbang Kompas pada awal Februari terhadap responden berdomisili DKI yang sama dengan survei I menunjukkan, pamor pasangan calon Basuki-Djarot meningkat dengan elektabilitas tertinggi di angka 36,2 persen. Pasangan Anies- Sandi naik drastis meraih 28,5 persen, terpaut hanya 0,3 persen dengan pasangan Agus-Sylvi yang turun menjadi 28,2 persen. Pada saat itu mesin politik Gerindra dan PKS sebagai pendukung pasangan Anies-Sandi sudah terlihat berjalan kencang, termasuk dengan turunnya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi juru kampanye Anies-Sandi.
Memasuki debat ketiga (terakhir) pada 10 Februari, kondisi preferensi publik sudah makin berubah. Jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas di hari yang sama setelah debat ketiga menunjukkan pasangan petahana unggul karena dinilai paling menguasai masalah. Dari skala 1 hingga 10, pasangan nomor dua ini mendapatkan skor 7,47. Pasangan nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mendapat skor 7,02, dan pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, meraih skor 6,2.