Loyalitas dijaga
Melihat perjalanan pasangan kandidat, hasil debat belum tentu faktor terbesar yang menyebabkan pasangan Basuki- Djarot meraih suara terbanyak ataupun menurunkan suara pasangan Agus-Sylvi. Patut diingat, debat kedua dan ketiga diselenggarakan masih dalam tensi yang cukup tinggi di ruang publik, setelah aksi 2 Desember 2016.
Rangkaian aksi yang menuntut Basuki ditahan karena kasus dugaan penodaan agama, kicauan Yudhoyono di media sosial, pengusutan hukum terhadap Rizieq Shihab dan sejumlah orang lain, hingga pernyataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar menimbulkan distorsi informasi yang amat masif bersilangan di masyarakat. Dalam kondisi ini, sebagian publik yang masih ragu tampaknya mengarahkan pandangannya ke pertimbangan yang lebih pragmatis-rasional.
Di sisi lain, ada faktor mesin politik PDI-P, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PPP (versi Djan Faridz) yang menunjukkan kekuatan dukungan soliditas massa pada hari jelang pemungutan suara. Tengok saja berbagai acara tarian massal (flashmob) di sejumlah mal, di sejumlah komunitas WNI di luar negeri, serta Konser Musik rakyat yang dikerjakan para pegiat seni. Semua itu menjaga loyalitas pemilih Basuki-Djarot yang semula sempat mulai ragu.