Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Djarot Enggan Bermanis-manis kepada Warga...

Kompas.com - 24/03/2017, 10:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tidak mau bermanis-manis ketika menjelaskan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada warga.

Djarot mengaku lebih memilih menyampaikan apa adanya. Pada Kamis (23/3/2017) misalnya, Djarot berhadapan dengan warga yang menanyakan masalah penggusuran kepadanya ketika ia mendatangi permukiman warga di Jalan Pademangan VIII, Jakarta Utara.

Warga berharap, kehadiran Djarot membuat mereka terbebas dari bayang-bayang penggusuran.

Ternyata, lahan yang diduduki warga merupakan milik Kementerian Sekretariat Negara.

"Ini ternyata di bawah pengelolaan PPK Kemayoran, terus kemudian mereka menduduki lahan terlarang ini sejak tahun 1998 atau 1999 sehingga menjadi seperti ini," ujar Djarot.

(Baca juga: Cerita Djarot tentang Blusukan "Online" dan Upaya Dekati Anak Muda)

Kepada warga, Djarot mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta memang tidak akan menggusur lahan itu. Sebab, lahan itu bukan milik Pemprov DKI Jakarta.

Lahan itu juga bukan berada di bantaran sungai dan kolong jembatan seperti kriteria kawasan yang ditertibkan Pemprov DKI pada umumnya.

Meski demikian, Djarot tidak bisa menjanjikan lahan yang ditempati warga tidak akan digusur oleh Setneg.

"Lebih baik saya ngomong apa adanya kan daripada bermanis-manis, tetapi kenyataannya berbeda," ujar Djarot.

Walau tidak bisa menjanjikan lahan warga bebas dari penggusuran, Djarot mencoba mencari solusi lain.

Djarot berjanji, Pemprov DKI akan berkomunikasi dengan Setneg untuk membahas nasib lahan tersebut.

"Saat kami aktif, kami harus ketemu Setneg khususnya pengelola PPK kemayoran. Supaya ada kejelasan ini mau dibawa ke mana. Agar warga tidak dihantui perasaan takut terus menerus," ujar Djarot.

Hal serupa juga dilakukan Djarot saat mendatangi perkampungan nelayan di Muara Angke. Para nelayan mengeluh soal pendapatan mereka yang turun karena reklamasi.

Terkait itu, Djarot lagi-lagi tidak ingin mengatakan hal yang diinginkan warga. Dia tidak bilang bahwa reklamasi akan dihentikan. Djarot malah memberi pemahaman kepada warga terkait reklamasi.

"Lebih baik kita jujur apa adanya dong daripada ngomong yang enak-enak tapi ternyata di belakang tidak bisa terlaksana," ujar Djarot.

Halaman Berikutnya
Halaman:



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com