Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa untuk Kilau, Bayi yang Alami Kebocoran Lambung

Kompas.com - 24/03/2017, 16:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Kompas TV Seorang bayi perempuan berusia 2 minggu penderita kelainan pada otak terpaksa dirawat di rumah kontrakan. Hal ini karena kedua orangtuanya tidak mempunyai biaya untuk perawatan di rumah sakit

Namun, dua kali operasi yang dijalani Kilau dan lamanya waktu perawatan tentu bukan sesuatu yang murah. Arina menyebut total tagihan rumah sakit yang kini harus ditanggung untuk pengobatan Kilau sudah mencapai hampir sekitar Rp 170 Juta.

Baca: Bayi 5 Bulan Anak Buruh Bangunan Derita Penyakit Langka Atresia Bilier

Meski sudah mengundurkan diri, Arina menyebut keikutsertaannya sebagai peserta asuransi di tempatnya bekerja masih aktif sampai Mei 2017. Namun, asuransi yang bisa diterimanya dibatasi maksimal Rp 21 Juta.

"Berarti yang di-cover (asuransi) cuma Rp 21 juta. Sisanya aku harus nyari sendiri," kata Arina.

Arina menuturkan, sang suami, Budi, sebenarnya juga terdaftar sebagai peserta asuransi di tempatnya bekerja. Namun karena dari awal sudah dirawat dengan menggunakan asuransi Arina, maka asuransi milik Budi tak bisa digunakan.

"Awalnya kita enggak tahu kalau asuransi kantor suami juga kerja sama dengan rumah sakit sini. Tahunya dua hari setelah Kilau dirawat di sini. Tapi sudah terlanjur, sudah enggak bisa diswitch. Jadi harus pakai asuransiku sampai pengobatannya selesai," ucap Arina.

Kondisi yang dialami Arina itu kemudian mendorong rekan-rekan kantornya untuk menggalang dana melalui media sosial. Penggalangan dana itu kemudian menuai respons positif dari para pengguna medsos.

Menurut salah seorang sahabat Arina, Yogi, sampai Jumat 24 Maret sekitar pukul 13.00, donasi yang terkumpul sudah mencapai sekitar Rp 285 Juta.

Yogi mengatakan, sudah mencukupinya donasi inilah yang membuat ia dan rekan-rekannya menghentikan penggalangan dana untuk Kilau.

"Pesan dari Arina, untuk saat ini donasi yang masuk itu sudah sangat cukup. Terakhir dia bilang kalau bisa diperlambat aliran donasinya," ucap Yogi.

Masyarakat yang berniat melihat Kilau diperkenankan untuk datang menjenguk di ruang NICU RS Bunda di Jalan Margonda, Depok. Yogi berharap, masyarakat ikut mendoakan Kilau segera sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com