"Kalau kita lihat di sini parkir kita dibantuin, mau belanja ada yang bantuin. Karena memang banyak lapangan pekerjaan yang dibutuhkan," kata Sandi.
Menurut Sandi, keberadaan juru parkir sama seperti ojek. Ia menyebut keduanya merupakan kearifan lokal yang tidak akan pernah bisa dihilangkan di tengah masyarakat.
Karena itu, seperti ojek yang kini sudah banyak menggunakan basis aplikasi, Sandi menilai hal yang sama juga bisa diterapkan terhadap sistem perparkiran.
"Enggak akan kebayang kalau di Amerika ada jukir. Tapi kalau di Indonesia ada jukir. Di Amerika ada parkir meter yang sangat sukses dan berjalan baik, tapi di sini dari laporan teman-teman tidak berjalan. Salah satunya adalah karena enggak merangkul kearifan lokal kita," ujar Sandi.
Namun, Sandi belum dapat memastikan apakah nantinya sistem perparkiran dengan parkir meter di Jakarta dibawah kepemimpinan dirinya dan Anies akan diubah melalui aplikasi saat nantinya dirinya sudah resmi menjabat.
Baca: Djarot Minta Sandiaga Belajar Pengelolaan Sistem Parkir
Sebab, ia menyebut butuh kajian untuk bisa merealisasikan hal itu. Menurut Sandi, hasil pemaparan dari pengembang aplikasi "Jukir" akan ia laporkan ke tim transisi bidang transportasi.
Tim transisi sendiri diketahui baru akan efektif bekerja setelah Anies dan Sandi resmi ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih yang dijadwalkan dilakukan pada 4 Mei.
"Kalaupun nanti (sistem online) diterapkan harus ada pilot project dulu dan diketahui efektivitasnya seperti apa. Tapi yang pasti kita sebagai pemerintah harus menangkap ide dari bawah. Terutama ide-ide yang berpihak pada penciptaan lapangan kerja," ucap Sandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.