DEPOK, KOMPAS.com - Sekitar akhir 2014, di wilayah Depok marak terjadi perampokan sepeda motor yang disertai dengan aksi kekerasan oleh para pelakunya. Aksi ini kemudian lebih dikenal dengan istilah begal.
Tercatat ada beberapa kasus begal yang terjadi di sejumlah titik di wilayah Depok, dua diantaranya berakhir dengan tewasnya dua orang korban.
Maraknya kasus begal inilah yang kemudian menjadi latar belakang Polresta Depok membentuk sebuah tim khusus yang dinamakan Team Jaguar.
Jaguar sendiri merupakan akronim dari Penjaga Gangguan dan Anti Kerusuhan, mengacu pada tugas utama tim ini.
Pada awalnya Team Jaguar adalah sebuah tim yang terdiri dari para polisi yang berasal dari berbagai kesatuan, dari mulai Intel, Reskrim, Sabhara, Provost, hingga staf yang bertugas di bagian administrasi di Mapolresta Depok.
Meski demikian, setiap anggota Team Jaguar dilatih kemampuan yang sama dalam hal tempur jarak dekat dan teknis penggerebekan.
Baca: Team Jaguar: Siang Jaga Bank, Malam Jadi Jaguar
Team Jaguar diketahui hanya bertugas pada malam hari, tepatnya dari pukul 23.00-06.00 WIB. Sehingga pada siang hari, seluruh anggota tim kembali ke kesatuan dan tugasnya masing-masing.
"Ada yang dinas di bank. Siang jaga bank, kalau malam jadi Jaguar," tutur Kepala Team Jaguar, Inspektur Satu Winam Agus saat ditemui Kompas.com di Mapolresta Depok, Senin (29/5/2017).
Winam mengatakan saat ini Team Jaguar beranggotakan 17 orang. Tugas rutin di luar panggilan darurat adalah empat kali dalam seminggu.
Karena selain tugas rutin, Team Jaguar juga harus siap dibutuhkan kapan saja dan dalam situasi apapun, termasuk menjalani tugas yang sebenarnya bukan tugas utama dari tim tersebut.
Winam menyebut meski tugas utama pihaknya menangani masalah kejahatan jalanan, Team Jaguar Polresta Depok tak jarang ikut menangani masalah-masalah sosial yang kerap terjadi di wilayah operasinya.
Ia mengaku timnya sudah kerap menemukan orang-orang yang dinilai membutuhkan bantuan, mulai dari pengamen hingga remaja-remaja putri yang dikenal dengan istilah cabe-cabean.
"Ada ibu-ibu yang pengen ke pasar enggak ada kendaraan, kami antarkan, atau pengamen yang terlalu malam kami pulangin. Terus cabe-cabean juga iya, kami pulangin ke orang tuanya, padahal orang tuanya bilang, 'Tobat Pak ngurusin anak ini'," kata Winam.
Baca: Team Jaguar juga Tangani Pengamen hingga Cabe-cabean
Tak ada tunjangan tambahan
Meski merupakan tugas tambahan di luar tugas utamanya, anggota Polresta Depok yang bergabung di Team Jaguar ternyata tak menerima tunjangan tambahan dari pekerjaannya itu.
Menurut Winam, tidak adanya tunjangan tambahan disebabkan karena tidak adanya alokasi anggaran untuk tim yang dipimpinnya itu.
Hal itu disebabkan karena Team Jaguar tidak masuk dalam struktur resmi organisasi di Polresta Depok.
"Ini tidak ada anggarannya karena ini strategi alternatif. Ini tidak masuk dalam Sabhara, tidak masuk dalam Brimob. Kita bentukan baru untuk mengatasi kejahatan jalanan," kata Winam.
Baca: Patroli Malam, Team Jaguar Polresta Depok Ternyata Tak Miliki Anggaran
Menurut Winam, tidak ada sama sekali anggotanya yang mengeluhkan tidak adanya tunjangan tambahan.
Karena seluruh anggota disebut Winam menyadari menjalani tugas sebagai anggota Team Jaguar merupakan pengabdian.
Selain itu, walau tak ada tunjangan tambahan, Winam menyebut perlengkapan yang disediakan untuk mereka adalah perlengkapan terbaik. Winam pun mensyukuri hal itu.
"Pimpinan sudah memberikan mandat ke kami. Beliau respect. Meskipun memang tidak bisa memberikan uang lebih, tapi kita tidak masalah," pungkasnya.