Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Jaktim, Mudah dan Tanpa Calo

Kompas.com - 22/06/2017, 13:46 WIB
Fidel Ali

Penulis

Sekitar 30 menit menunggu, nomor saya kemudian disebut. Saya pun langsung menuju meja petugas. Dokumen saya dicek ulang, syukurnya tidak ada yang kurang dan salah dalam dokumen tersebut.

Di meja ini, terjadi proses wawancara. Singkat saja sebenarnya, alasan membuat paspor, alasan ke  luar negeri, dan seterusnya.

Saya juga ditanya apakah ingin membuat paspor elektronik atau yang biasa. Untuk paspor elektronik prosesnya sekitar 3-5 hari, untuk yang biasa cukup 3 hari.

Paspor elektronik lebih lama lantaran harus menarik data dari server yang lebih banyak, namun keunggulannya untuk beberapa negara sudah tidak memerlukan mengurus pengajuan visa lagi, seperti Jepang misalnya.

Proses pun berlanjut dengan melakukan perekaman foto dan sidik jari. Proses ini juga tidak lama, sekitar 5 menit saja. Selesai difoto, petugas memperlihatkan foto yang sudah dilakukan, jika tidak sesuai keinginan dapat dilakukan foto ulang.

Setelah itu, saya akan diminta menunggu mendapatkan pembayaran biaya pembuatan paspor. Untuk paspor biasa biayanya Rp 355.000. Proses pembayaran dilakukan via bank, saya kemudian membayar di Bank BRI yang berada tepat di sebelah kantor tersebut.

Usai membayar, proses hari itu pun selesai. Saya akan kembali tiga hari kemudian dengan membawa bukti pembayaran di bank tersebut.

Pada hari kerja ketiga (20/6/2017), saya kembali ke kantor imigrasi. Waktu pengambilan paspor dibuka mulai pukul 10.00 sampai 13.00. Saya pun langsung mendaftar nomor antrean yang tidak begitu ramai dengan membawa bukti pembayaran paspor yang sudah saya lakukan sebelumnya.

Setelah dapat nomor antrean, saya langsung ke ruangan pengambilan paspor yang berada di lantai bawah tidak jauh dari pintu masuk.

Di ruangan pengambilan paspor, saya menunggu nomor saya dipanggil. Sekitar 15 menit, nomor saya pun disebut. Prosesnya hanya memberikan bukti pembayaran, saya tanda tangan berkas, lalu paspor saya diserahkan bersama paspor lama.

Tidak ada calo

Selama proses pembuatan paspor, saya tidak menemukan ada oknum yang menawarkan jasa untuk pembuatan paspor atau untuk mempercepat pelayanan. Semua sesuai dengan prosedur dan masyarakat juga sadar untuk mengurus sendiri paspornya.

Warga yang saya temui pun mengakui hal itu.

"Sekarang berbeda, dulu kalau mau bikin paspor ada aja orang yang nawarin jasa, bahkan untuk ambil formulir aja diduitin," kata Mega, warga Kelapa Gading.

Pengalaman Mega terjadi sekitar lima tahun lalu. Dia bercerita ketika itu pelayanan tidak terbuka seperti saat ini, tidak ada kepastian juga kapan paspor akan selesai.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com