JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam tinjauan ke proyek mass rapid transit (MRT) di Lebak Bulus, para pimpinan dewan mengungkapkan keinginannya untuk pergi ke Hongkong dalam rangka mengkaji operasional MRT di sana.
Hal ini disampaikan para pimpinan dewan setelah Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat memaparkan konsep transit oriented development (TOD) MRT Jakarta akan mengacu pada TOD di LOHAS Park Hongkong.
"TOD-nya di Hongkong, kita bisa lihat enggak ke Hongkong, nanti diitung-itung di situ dari segi tarif kemahalan atau tidak, sayang kalau nanti enggak ada yang naik," kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik kepada Tuhiyat, Senin sore.
Taufik meminta proyeksi dari konsultan PT MRT Jakarta untuk menentukan subsidi serta rekomendasi tambahan dana. Saat dioperasikan pada 1 Maret 2019 nanti, MRT diperkirakan akan memiliki 173.000 penumpang per hari.
Baca: Sistem Tiket MRT Jakarta Akan Mirip di Singapura
Sepanjang Lebak Bulus hingga Bundaran HI, akan ada 96 kereta yang beroperasi, masing-masing dapat menampung hingga 1.500 penumpang. Kereta akan lewat tiap lima menit sekali di jam sibuk, dan 10 menit sekali di luar jam sibuk dari pukul 05.00 hingga 00.00 WIB.
"Bapak (Tuhiyat) ajukan ke kita, supaya saya bisa menentukan subsidinya, biar kami bisa ke Hongkong, pakai uang kami nanti, enggak pakai uang MRT," ujar Taufik.
"Ya kalau memang perlu kita lihat, kenapa tidak gitu lho? Ini kan masalah bukan proyek kecil, ini proyek besar," kata Prasetio.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.