JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, kepastian nama simpang susun Semanggi akan ditentukan pada rapat pimpinan (rapim), Senin pekan depan.
Djarot menjelaskan, dari sejumlah usulan yang masuk, hanya akan ada dua nama yang dipertimbangkan. Dua nama itu ialah simpang susun Semanggi atau simpang baja Semanggi.
Simpang susun Semanggi merupakan nama yang sebelumnya diberikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.
"Saya sampaikan begini ya, Pak Ahok minta namanya simpang susun Semanggi. Simpang baja Semanggi itu usulan banyak orang juga. Tapi nanti kami rapimkan. Simpang baja Semanggi atau simpang susun Semanggi," ujar Djarot di Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (16/7/2017).
Djarot mengatakan, adapun kata "Semanggi" wajib diselipkan dalam penamaan jembatan layang tersebut guna menjaga identitas yang diberikan oleh Presiden Soekarno untuk simpang Semanggi.
"Kata nama Semanggi harus ada. Karena itu landasan yang ditorehkan, legacy yang diberikan oleh Bung Karno, untuk jembatan Semangginya," ujar Djarot.
Baca: Bagaimana Simpang Susun Semanggi Bisa Kurangi Kemacetan?
Simpang susun Semanggi rencananya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017 atau bertepatan dengan hari ulang tahun ke-72 Indonesia. PT Wijaya Karya dan Pemprov DKI Jakarta tinggal menunggu sertifikat laik fungsi (SLF) diterbitkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Berdasarkan kajian, simpang susun Semanggi akan mengurangi kemacetan di ruas dalam kota hingga 20 persen.