Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 01/08/2017, 21:49 WIB
|
EditorIcha Rastika

JAKARTA, KOMPAS.com - Sugiarti, pelaku pemesanan Go-Food fiktif, menemui korbannya, Julianto, di Mapolres Jakarta Timur, Senin (1/8/2017). Ia datang bersama keluarganya untuk meminta maaf kepada Julianto.

Menurut Julianto, orangtua Sugiarti juga secara langsung menyampaikan maaf kepadanya dan meminta agar kasus tersebut tidak dilanjutkan.

Namun, Julianto menyatakan bahwa dia tidak akan mencabut tuntutannya dan tetap akan melanjutkan proses hukum laporannya terhadap Sugiarti.

"Dia sudah minta maaf, tetapi kami enggak mau cabut tuntutan agar proses tetap dilanjutkan. Saya sudah bilang ke polisi," ujar Julianto saat dihubungi Kompas.com, Selasa malam.

(Baca juga: Julianto Korban Order Fiktif Go-Food Akan Kembali Bekerja Usai Kasusnya Selesai)

Adapun Sugiarti ditetapkan sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik atas laporan Julianto.

Meskipun Sugiarti telah meminta maaf, Julianto enggan mencabut laporannya karena dia ingin Sugiarti jera. Ia ingin agar tidak ada lagi korban dari perbuatan Sugiarti.

Julianto mengatakan, dari informasi yang diperolehnya, ada orang lain yang pernah menjadi korban order fiktif yang dilakukan Sugiarti, yaitu seorang petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dari Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Pertimbangannya ya harapanya enggak ada korban lagi," ujar Julianto.

(Baca juga: Julianto Berharap Hukuman terhadap Sugiarti Bisa Timbulkan Efek Jera)

Kasus order fiktif yang dilakukan Sugiarti dilatarbelakangi asmara. Sugiarti sempat membuat posting-an yang dinilai mencemarkan nama Julianto.

Sugiarti kemudian melakukan pemesanan Go-Food tujuan ke alamat Julianto. Sugiarti dibantu dua orang keponakannya bernisial FH dan R.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gerebek Toko Jamu di Jagakarsa, Satpol PP Sita 117 Botol Miras dan 12 Petasan

Gerebek Toko Jamu di Jagakarsa, Satpol PP Sita 117 Botol Miras dan 12 Petasan

Megapolitan
Soal Azas Tigor Jadi Komisaris LRTJ, Anggota Komisi B: Untuk Redam Suara Kritis

Soal Azas Tigor Jadi Komisaris LRTJ, Anggota Komisi B: Untuk Redam Suara Kritis

Megapolitan
Rumah di Sawangan Depok Dibobol Maling Saat Penghuninya Shalat Tarawih

Rumah di Sawangan Depok Dibobol Maling Saat Penghuninya Shalat Tarawih

Megapolitan
Rumah Mewahnya di Duren Sawit Dirobohkan, Jidin: Kami Bukan Penadah yang Status Huniannya Tak Jelas!

Rumah Mewahnya di Duren Sawit Dirobohkan, Jidin: Kami Bukan Penadah yang Status Huniannya Tak Jelas!

Megapolitan
BNPT Turun Tangan Cek Keamanan Gereja Jelang Paskah 2023

BNPT Turun Tangan Cek Keamanan Gereja Jelang Paskah 2023

Megapolitan
Keluarga D Pastikan Tolak Damai dengan AG saat Diversi di PN Jaksel

Keluarga D Pastikan Tolak Damai dengan AG saat Diversi di PN Jaksel

Megapolitan
Soal Lelang Jabatan Kepala SKPD DKI Kosong, Heru Budi: Lagi Jalan, Secepatnya

Soal Lelang Jabatan Kepala SKPD DKI Kosong, Heru Budi: Lagi Jalan, Secepatnya

Megapolitan
Akui Banyak Jalur Tikus Selundupkan Pakaian Bekas, Mendag: Kerja Sama Kepala Daerah Dibutuhkan

Akui Banyak Jalur Tikus Selundupkan Pakaian Bekas, Mendag: Kerja Sama Kepala Daerah Dibutuhkan

Megapolitan
Marak Tawuran Pelajar di Depok, Wali Kota: Rata-Rata dari Sekolah Swasta

Marak Tawuran Pelajar di Depok, Wali Kota: Rata-Rata dari Sekolah Swasta

Megapolitan
Marak Aksi Tawuran Pelajar di Kota Depok, Wali Kota Idris: Ada Provokasi Alumni

Marak Aksi Tawuran Pelajar di Kota Depok, Wali Kota Idris: Ada Provokasi Alumni

Megapolitan
Kagetnya Pemilik Rumah Mewah di Duren Sawit, Tiba-tiba Dapat Surat Pengosongan Rumah dari PN Jaktim

Kagetnya Pemilik Rumah Mewah di Duren Sawit, Tiba-tiba Dapat Surat Pengosongan Rumah dari PN Jaktim

Megapolitan
Keluarga D Anggap Shane Lukas Hanya Cari Panggung Usai Tulis Surat Permintaan Maaf

Keluarga D Anggap Shane Lukas Hanya Cari Panggung Usai Tulis Surat Permintaan Maaf

Megapolitan
Berburu Takjil di Jalan Komodo Raya Bekasi, Harga untuk Tiga Risol hanya Rp 5.000

Berburu Takjil di Jalan Komodo Raya Bekasi, Harga untuk Tiga Risol hanya Rp 5.000

Megapolitan
Update Kasus Penganiayaan oleh Mario Dandy, Keluarga D Sebut Shane Lukas Nirempati

Update Kasus Penganiayaan oleh Mario Dandy, Keluarga D Sebut Shane Lukas Nirempati

Megapolitan
Ramai Pembeli Lagi Pasca Pandemi, Pedagang Takjil di Kebon Kacang Bisa Raup Rp 500.000 per Hari

Ramai Pembeli Lagi Pasca Pandemi, Pedagang Takjil di Kebon Kacang Bisa Raup Rp 500.000 per Hari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke