TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan layanan kereta tanpa awak atau skytrain di Bandara Soekarno-Hatta akan membantu calon penumpang dalam hal kepastian waktu.
Calon penumpang yang dimaksud terutama mereka yang menjalani penerbangan transit dari luar negeri ke Bandara Soekarno-Hatta lalu melanjutkan penerbangan dengan maskapai domestik maupun sebaliknya.
"Kalau dulu kan pakai bus yang waktunya tidak pasti, ini pasti (headway) tiap lima menit. Tidak ada alasan penumpang terlambat," kata Budi, saat meninjau uji coba skytrain di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (15/8/2017).
(baca: Setelah 6 Bulan Beroperasi, Barulah "Skytrain" Bandara Tanpa Pengemudi)
Skytrain ini merupakan moda transportasi untuk calon penumpang maupun pengguna jasa bandara berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam area bandara. Selain headway yang ditargetkan tiap lima menit sekali, waktu tempuh skytrain dari Terminal 1 menuju integrated building ke Terminal 2 dan Terminal 3 ditetapkan sekitar tujuh menit.
Selama ini, pengguna jasa bandara berpindah terminal dengan kendaraan pribadi maupun jasa shuttle bus gratis. Dengan adanya skytrain, pengguna jasa tidak perlu lagi menunggu bus yang kadang suka terlambat datang dan lebih dimudahkan saat membawa barang bawaan dalam ukuran besar.
Budi menjelaskan, di Indonesia, layanan skytrain saat ini baru diadakan di Bandara Soekarno-Hatta. Ke depan, layanan serupa akan diadakan di bandara lain, kemungkinan dalam waktu dekat di Bandara Kulon Progo, Yogyakarta.