Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Ojek Online Mangkal Dinilai Jadi Biang Kemacetan di Stasiun Tebet

Kompas.com - 18/09/2017, 14:10 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Stasiun Tebet yang digadang-gadang sudah cukup baik terintegrasi dengan moda angkutan massal lainnya, masih mengalami kemacetan terutama di pagi hari.

Hardi, petugas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan mengatakan, banyaknya ojek online yang mengokupasi badan jalan menyebabkan laju kendaraan pribadi dan bus transjakarta terhambat.

"Mereka (ojek online) kalau nunggu penumpang bisa baris sampai dua-tiga motor ke tengah jalan, jadi penuh ojek semua," kata Hardi, Senin (18/9/2017).

Padahal, untuk mengangkut penumpang baik ke arah Karet atau ke arah Kampung Melayu, sudah ada bus pengumpan (feeder) Transjakarta.

Ada pula angkot M44 yang lebih fleksibel mengangkut dan menurunkan penumpang di sembarang titik. Namun tetap saja, banyak yang memilih naik ojek online.

Seperti Miranti (29) yang memilih naik ojek meski ada bus Transjakarta dan angkot yang lewat tempat kerjanya di Mal Kota Kasablanka.

"Kalau naik ojek online biasanya lebih cepat, langsung dapat dan enggak berhenti-berhenti lagi," kata Miranti.

Baca: Macetnya Kawasan Stasiun Tebet di Pagi Hari...

Padahal, bus Transjakarta yang tersedia di depan Stasiun Tebet berhenti di seberang mal. Namun waktu tempuh menjadi alasan Miranti memilih naik ojek online.

Selain waktu tempuh, selisih tarif yang tak terlalu jauh berbeda juga jadi alasan banyak yang memilih naik ojek online.

"Kalau lagi buru-buru, mending naik ojek online cuma Rp 5.000, kalau naik angkot Rp 4.000, busway Rp 3.500," ujar Miranti.

Kebutuhan penumpang akan transportasi ojek online ini membuat mau tak mau para pengemudi 'mangkal' menunggu penumpang.

Baca: Penataan Kawasan Stasiun Tebet, Putaran Balik Akan Dipindah

Jika menunggu di tempat yang agak jauh, kemungkinan mereka tak akan dapat penumpang dari Stasiun Tebet.

Jalan depan Stasiun Tebet pun seperti menjadi pangkalan sebab banyak ojek yang kembali ke kawasan ini menunggu penumpang.

"Nunggu aja di sini, sudah pasti banyak yang order dari pagi sampai malam," ujar Rahmat, salah seorang pengemudi ojek online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com