Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Minta Ibu yang Bunuh Anaknya di Jakbar Dihukum Seberat-beratnya

Kompas.com - 13/11/2017, 18:52 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa meninggalnya seorang anak berumur lima tahun di Jakarta Barat yang diduga dianiaya oleh ibunya sendiri mengundang perhatian banyak pihak. Salah satunya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang kerap menangani kasus semacam ini.

"KPAI terus berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk untuk menemukan siapa pelaku utama atau ada pembantu lain. Jika dari fakta-fakta yang ada, yang bersangkutan (ibu korban) menjadi pelaku, KPAI minta dihukum seberat-beratnya," ucap Susanto, Ketua KPAI saat ditemui, Senin (13/11/2017).

Susanto menegaskan, peran orang tua sudah diatur dalam undang-undang. Negara memberikan atensi khusus pada peran orang tua dan tenaga pengajar menjadi sosok yang melindungi anak-anak.

"Bila kedapatan orang tua atau guru atau tenaga pendidik menjadi pelaku kekerasan pada anak-anak, hukumannya ditambah sepertiga dari pidana pokok. Ini sebenarnya negara telah memberikan atensi khusus bahwa pelindung utama tidak boleh main main melakukan tindakan tersebut," ucap Susanto.

Baca juga : Cerita Guru soal GW, Bocah yang Dibunuh Ibunya karena Sering Ngompol

Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri.
Sebelumnya seorang ibu berinisial NW (25) diduga menyiksa GW (5) yang merupakan anaknya sendiri. NW tega membunuh anaknya lantaran GW sering "ngompol". Sang anak meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit dengan beberapa luka memar di tubuhnya.

Atas perbuatannya, NW yang telah ditetapkan menjadi tersangka dijerat Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Baca juga : Seorang Ibu Aniaya Anaknya hingga Tewas karena Sering Ngompol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com