Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu Penumpang hingga Sinyal Kabur Jadi Alasan Ojek "Online" Mangkal

Kompas.com - 16/11/2017, 15:58 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi pemandangan umum saat melihat beberapa kawanan ojek online bergerombol di suatu lokasi. Mulai dari pinggir jalan, depan pusat perbelanjaan, trotoar, halte, sampai kolong flyover.

Alasan paling pamungkas yang banyak di keluarkan adalah menunggu penumpang, selebihnya sekadar beristirahat melepas lelah.

"Lagi nunggu pelanggan belum turun dari kereta, sekalian "ngadem" di sini (kolong flyover)," kata Firman salah satu mitra ojek online berseragam hijau.

Beberapa ojek online yang ngetem di halte dekat mal Kota Casablanca juga mengatakan hal serupa. Namun ada alasan unik lain yang diutarakan, yakni masalah sinyal.

Baca juga : Sudin Perhubungan Minta Ojek Online Dibimbing agar Tak Mangkal Seenaknya

"Kalau di pinggir jalan gini sinyal masih bagus, jadi gampang dapat penumpang," ujar Usman yang biasa mencari penumpang menggunakan Honda BeAT di kawasan Kuningan dan Tebet.

"Kalau sambil jalan kita nyari orderan tuh sinyalnya suka kabur-kaburan, (jadi) kerebut ojek lain," kata Usman.

Ojek Online yang manggkal di bawah kolong flyover dekat Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017).Stanly Ojek Online yang manggkal di bawah kolong flyover dekat Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017).

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi dan pengamat transportasi Darmaningtyas, mengatakan pola ojek online yang suka mengkal dikarenakan makin ketatnya persaingan di lapangan.

"Kalau satu atau dua tahun lalu mungkin mereka lebih banyak di jalan terima order, sekarang makin masif ojek online-nya. Artinya mereka satu sama lain juga rebutan kan," ucap Dharmaningtyas kepada Kompas.com, Kamis (16/11/2017).

"Coba bikin survei berapa sekarang penghasilan mereka dalam sehari atau seminggu, pasti turun drastis (dibandingkan dulu)," kata Dharmaningtyas.

Baca juga : Kebutuhan Tidak Imbang, Lebih Banyak Ojeknya daripada Penggunanya

Kompas TV Pada akhirnya, anggota parlemen Brasil sepakat untuk menerapkan aturan dengan versi yang lebih ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com