Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Masalah Ojek "Online" Itu Antara Majikan dan Buruh

Kompas.com - 24/11/2017, 18:29 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas menilai, masalah utama ojek online adalah dengan penyedia aplikasinya. Menurut Darma, ojek online yang selama ini dianggap mitra oleh aplikator sebenarnya bekerja seperti halnya buruh.


"Buat saya sebutan mitra itu sebenarnya hanya kata halus saja, karena tepatnya ojek online itu buruh juga. Jadi masalah intinya mereka itu sebenarnya antara majikan dan buruh," kata Darma kepada Kompas.com, Jumat (24/11/2017).

Darma menyampaikan, pendapatan para ojek online kini menurun dibanding dulu. Sebab, ojek online semakin banyak dari berbagai aplikator. Masalah ini pun tidak diperhatikan oleh penyedia aplikasi.

"Harus diketahui, pihak aplikator itu tidak mengetahui masalah di lapangan. Intinya mereka mencari untung. Dengan makin banyak pengendara maka untungnya yang didapat juga banyak," papar Darma.

Baca juga : Tahun Depan, Mengajukan Izin Usaha Bisa Online

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas saat ditemui Selasa (8/8/2017) Kompas.com/Alsadad Rudi Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas saat ditemui Selasa (8/8/2017)

Darma tidak setuju bila pemerintah akan membuat regulasi khusus untuk ojek online. Darma menilai hal tersebut sama saja dengan melegalkan motor sebagai sarana transportasi umum.

Menurut Darma, bila landasanya untuk melindungi hak-hak para pengemudi ojek online, harusnya aksi massa ditujukan ke pihak aplikator.

"Lebih tepatnya mereka (ojek online) melakukan aksi itu ke penyedia jasa (aplikator), karena yang merugikan mereka itu kan aplikatornya," ucap Darma

Darma menilai bila mau, pemerintah hanya memberikan teguran ke pihak aplikasi untuk tidak melakukan tindakan atau aturan yang bisa merugikan para mitranya.

Baca juga : Pemerintah Diminta Berhati-hati Terbitkan Regulasi Ojek Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com