Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Hibah yang Diajukan Himpaudi DKI Awalnya Rp 87 Miliar

Kompas.com - 07/12/2017, 18:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Himpaudi DKI Yufi AM Natakusumah mengatakan dana hibah yang diajukan ke Pemprov DKI untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) jauh lebih besar dari yang dianggarkan di APBD 2018 senilai Rp 40,2 miliar.

"Awalnya yang diajukan di proposal sekitar Rp 87 miliar," ujar Yufi dalam konferensi persi di PAUD Matahari, Jalan Patra Kuningan XV, Kamis (7/12/2017).

Menurut Yufi, angka Rp 87 miliar dimintanya berdasarkan perhitungan honor Rp 1.000.000 bagi 6.700 guru PAUD yang memenuhi kriteria penerima dana hibah, yang diberikan 13 kali dalam setahun. Totalnya Rp 87,1 miliar.

Pemprov DKI akhirnya menganggarkan Rp 40,2 miliar. Yufi mengatakan, besaran ini kemudian disesuaikan jadi honor Rp 500.000 untuk 6.700 guru PAUD selama 12 bulan.

Baca juga : Disdik DKI Sebut Semua Guru PAUD Bernaung di Himpaudi

PAUD Matahari di Jalan Kuningan Patra XV, Jakarta Selatan yang disebut sebagai sekretariat Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) DKI Jakarta, Selasa (28/11/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR PAUD Matahari di Jalan Kuningan Patra XV, Jakarta Selatan yang disebut sebagai sekretariat Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) DKI Jakarta, Selasa (28/11/2017).

 

Soal pengajuan proposal yang baru muncul saat pembahasan kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) bersama DPRD DKI, dan tidak tercantum di rencana kerja pemerintah daerah atau RKPD DKI Jakarta 2018, Yufi punya argumen berbeda.

Jika Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto menyebut pengajuannya dadakan, Yufi malah mengatakan pihaknya sudah mengajukan sejak April.

"Sekitar April menuju ke bulan puasa, kami sudah mulai merancang. Ada proposal yang kami ajukan, terakhir bulan April kan," ujar Yufi.

Baca juga : Ini Alasan Himpaudi DKI Numpang di Kantor Penyalur Satpam

Menurut Yufi, proposal ini diserahkannya ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Dinas Pendidikan. Beberapa kali, proposal mengalami revisi.

"Tadi pagi kami dipanggil Dinas, proposalnya masih proses revisi," ujar Yufi.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi persoalan kesalahan penulisan alamat kantor Himpaudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com