Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Dibilang Kumuh, Saya Lahir dan Nyaman Tinggal di Sini..."

Kompas.com - 14/02/2018, 15:02 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang hendak merelokasi warga RW 017 Penjaringan, Jakarta Utara, ke rumah susun mendapat respon beragam warga setempat.

Salah seorang pengurus RW 017 Penjaringan, Konedi, mengatakan, sejumlah warga bersedia direlokasi ke rusun.

Namun, mereka meminta sejumlah syarat yang mesti dipenuhi pemerintah apabila mereka direlokasi ke rusun.

Baca juga: Warga RW 017 Penjaringan Akan Dipindah ke Rusun Lewat Program CSR

Syarat-syarat tersebut adalah lokasi yang tidak terlalu jauh dari RW 017, ketersediaan lapak untuk warga berdagang, serta terjaminnya hak warga tinggal di rusun tersebut.

"Kalau pindah ke rusun, warga takut kehilangan mata pencahariannya. Makanya lokasi jangan terlalu jauh dari sini dan disediakan juga tempat warga berdagang," kata Konedi saat ditemui Kompas.com, Rabu (14/2/2018).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah warga RW 017 Penjaringan membuka lapak dagangannya di depan rumah mereka.

Baca juga: Tata Kampung Kumuh, Sandiaga Minta Bawahannya Berpikir Out of The Box

Dagangannya pun bermacam-macam, mulai dari toko kelontong, warung makan, hingga sayur-mayur.

"Warga di sini umumnya membuka warung untuk penghasilan tambahan. Suaminya bekerja di luar jadi tukang ojek, istrinya di rumah menjaga warung," kata Slamet, seorang pemilik warung kelontong.

Pernyataan Konedi diamini Khodijah, warga RW 017 Penjaringan. Ia bersedia direlokasi ke rusun apabila dapat meneruskan pekerjaannya sebagai pedagang.

Baca juga: Upaya Kota Bekasi Tata Kawasan Kumuh

"Kalau saya di rusun, tetapi tidak bisa berdagang repot. Saya dari dulu, kan, sudah berdagang, kalau enggak bisa berdagang saya yang enggak makan. Sekarang saja sudah susah," kata Khodijah.

Di samping itu, ia juga meminta para lansia dapat tinggal di lantai bawah rusun.

Warga lainnya, Fauzan mengkhawatirkan besaran iuran yang harus dibayarkan ketika menetap di rusun.

Baca juga: Kampung Rawa Bambu Bekasi yang Dulu Kumuh, Kini Penuh Warna

"Yang saya tahu, kan, kalau di rusun itu ada biaya sewa, biaya keamanan, dan biaya kebersihan. Kalau di sini, kan, enggak, itu yang bikin warga nyaman tinggal di sini," katanya.

Ihsan, warga lainnya, menolak pindah ke rusun karena merasa sudah nyaman dengan tempat tinggalnya kini.

"Saya sih inginnya di sini, jangan digusurlah. Kalau di sini suasananya hidup begitu, Mas, pagi sampai malam selalu ramai. Main-main sama tetangga juga lebih enak," ujar Ihsan.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com