Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Skimming", Pembobolan Kartu Kredit, dan Rentannya Data Nasabah Bocor...

Kompas.com - 18/04/2018, 10:33 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Belum hilang dari ingatan ketika polisi mengungkap kasus pembobolan ATM dengan modus skimming pertengahan Maret lalu, pada Minggu (15/4/2018), polisi menangkap jaringan pembobolan kartu kredit dengan modus membeli data nasabah.

Rentetan kasus kriminal terkait perbankan ini membuat nasabah waswas akan keamanan data mereka.

Berbeda dengan teknik skimming yang harus menggunakan alat khusus yang dipasang di lubang insert card untuk merekam data nasabah, pada kasus pembobolan kartu kredit, data lengkap nasabah tersaji dengan harga yang tak terlalu mahal.

Baca juga: Anggota Sindikat "Skimming" ATM Asal Bulgaria Ditembak Mati

Bayangkan saja, pembobol hanya perlu mengeluarkan uang Rp 1 juta untuk mendapatkan 1.000 data nasabah meskipun belum tentu data nasabah yang dibeli dari situs jual beli data tersebut valid.

Data nasabah tersebut bisa didapatkan dari situ web, salah satunya temanmarketing.com. Situs web ini milik pria berinisial IS yang ditangkap polisi.

Dalihnya, data nasabah itu ditujukan untuk para tenaga pemasaran yang hendak mempromosikan produknya.

Panit 2 Unit 2 Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Abdul Rohim mengatakan, data nasabah yang dijual IS berisi nama lengkap, nama ibu kandung, nomor telepon, dan data lain yang bersifat sangat pribadi milik nasabah.

Mengaku dapat dari forum

Kepada polisi, IS mengaku mendapatkan ribuan data nasabah dari pihak lain yang juga memperjualbelikan data melalui situs web.

Tidak hanya itu, IS mengaku mendapatkan sebagian data nasabah dari sebuah forum di Kaskus. Namun, setelah ditelusuri, semua sumber yang dimaksud nihil.

Abdul menyampaikan, saat ini pihaknya tengah melakukan penelusuran kepada pihak internal bank.

"Kami periksa, termasuk marketing bank yang kemungkinan memegang informasi database nasabah," kata dia saat ditemui, Selasa (17/4/2018) malam.

Meski demikian, hingga kini belum ada pihak yang dicurigai sebagai "biang bocor" data nasabah bank tersebut.

Cerita korban

Seorang nasabah bank, D, menjadi korban pembobolan kartu kredit. Ia bahkan tak mengalami tanda-tanda penipuan seperti adanya pihak yang meminta kode-kode khusus untuk membobol kartu kreditnya. Namun, tiba-tiba saja ia mendapatkan tagihan Rp 55 juta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com