Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Ramai-ramai Tagih Dana Kompensasi ke Pengelola TPST Bantar Gebang

Kompas.com - 17/05/2018, 07:40 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sekitar 50 warga kelurahan Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi mendatangi kantor pengelola TPST Bantar Gebang, Rabu (16/5/2018). Kedatangan mereka bertujuan untuk menyampaikan keluh kesah terkait dana kompensasi yang belum juga diberikan kepada mereka.

"Kami datang dengan damai ingin menyampaikan keluh kesah terkait kompensasi warga yang terlambat diberikan. Sampai sekarang belum dikasih dana kompensasi per triwulan sejak awal 2018," ucap Ketua LPM Ciketing Udik, Tajiri, saat ditemui Rabu kemarin.

Dana kompensasi sebesar Rp 600.000 tersebut sedianya ditransfer per tiga bulan kepada 18.000 kepala keluarga di tiga kelurahan yakni Ciketing Udik, Sumur Batu, dan Cikiwul, di Kecamatan Bantar Gebang.

Baca juga: Jika Uang Kompensasi Tak Kunjung Cair, Warga Ancam Tutup TPST Bantar Gebang

Tajiri berharap, pemerintah dan dinas terkait dapat segera menggelontorkan dana kompensasi. Tajiri bersama rombongan tokoh masyarakat, ketua RT dan RW di wilayah Ciketing Udik, diterima perwakilan dinas lingkungan hidup DKI Jakarta dan kota Bekasi serta Bapeda kota Bekasi.

Dari hasil pertemuan tersebut, didapatkan kesepakatan kompensasi akan segera diurus agar dapat diterima warga.

Menanggapi tuntutan warga, Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah DLH DKI Jakarta Rizky Febriyanto menyatakan, pemerintah DKI Jakarta siap untuk menggelontorkan dana kompensasi yang diinginkan warga. Namun, kendala administrasi menjadikan distribusi dana tersebut terhambat.

"Masih ada beberapa SKPD Kota Bekasi yang belum melengkapali RAB. Tapi dari pertemuan tadi diungkapkan tinggal meminta tanda tangan Walikota, lampiran, dan RAB. Semoga bisa diselesaikan secepatnya," ucap Rizky.

Ancam tutup TPST

Tajiri mengungkapkan, warga memberikan waktu kepada pengelola TPST Bantar Gebang untuk menyelesaikan proses pemberian kompensasi sebesar Rp 600.000 per kepala keluarga tersebut.

Baca juga: Warga Bantar Gebang Tagih Dana Kompensasi yang Tak Kunjung Cair

"Kita beri waktu sampai Senin minggu depan. Jika belum diberikan juga, kami akan melakukan aksi," ucap Tajiri.

Aksi yang dimaksud adalah melakukan penutupan gerbang TPST Bantar Gebang dari seluruh kegiatan.

"Kalau sampai hari yang ditentukan belum cair, maka otomatis warga menutup TPST Bantar Gebang. Itu warning dari warga," ucap Tajiri.

Menanggapi rencana warga, Rizky mengungkapkan pihaknya telah mengetahui apa keinginan warga. Pemerintah DKI Jakarta sendiri sudah menyediakan dana yang diinginkan warga, namun masih terdapat syarat administrasi yang belum dipenuhi pihak Pemkot Bekasi.

"Makanya setelah rapat ini, kita Pemprov DKI mendorong pihak pemkot untuk lebih cepat dan fleksibel. Kita harap dari Pemkot Bekasi juga dorong pihak Bapeda dan BPKD mempercepat proses administrasi. Saat ini masih kurang beberapa persyaratan administrasi dari pemkot Bekasi untuk segera memproses pencairan dana kompensasi tersebut," ucap Rizky.

Usulan warga soal dana kompensasi

Warga berharap agar dana kompensasi yang selama ini mereka terima dari Pemprov DKI Jakarta melalui Pemkot Bekasi, dipisahkan dari dana-dana lainnya. Ini setelah dana kompensasi bagi mereka belum juga diterima dikarenakan masalah administrasi dari SKPD Pemkot Bekasi.

Baca juga: Polisi Tangkap Perampok Bermodus Tabrakkan Diri ke Mobil di Bantar Gebang

"Dana kompensasi dari Pemprov DKI ini diberikan gelondongan digabungkan dengan dana bantuan untuk Pemkot Bekasi. Kami minta dipisahkan secara administrasinya, sehingga bisa mempermudah proses pencairan," ucap Tajiri.

Tajiri juga berharap Pemprov DKI Jakarta dapat memberikan kebijakan khusus terkait masalah dana pengganti yang tak kunjung cair ini.

"Dengan keterlambatan ini mudah-mudahan Pemprov DKI punya kebijakan khusus. Misalnya, kalau administrasi Pemkot Bekasi belum masuk, paling tidak dana kompensasinya sudah bisa ditransfer ke rekening warga," ujar Tajiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com