Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktis, Alasan Pengendara Motor Ikuti Mudik Gratis dengan Kapal

Kompas.com - 11/06/2018, 10:30 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program mudik gratis bagi pemotor menggunakan kapal laut yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan, mendapat sambutan positif dari para pesertanya.

Sejumlah peserta yang ditemui Kompas.com, Senin (11/6/2018) menyatakan, mereka memilih mudik dengan kapal laut ketimbang naik motor karena lebih cepat dan praktis.

"Kalau naik kapal katanya 12 jam sudah sampai Semarang. Buat saya lumayan banget karena kita tinggal duduk doang, kalau pakai motor capek, itu juga belum tentu 12 jam sampai," kata Ridho, pemudik yang hendak ke Semarang.

Baca juga: Pengendara Motor Diimbau Ikut Mudik Gratis Naik Kapal di Tanjung Priok

Ia mengatakan, perjalanan menuju Semarang biasanya dapat menghabiskan waktu lebih dari 12 jam. Selain itu, ia mengakui perjalanan menggunakan motor jauh lebih melelahkan.

"Wah, kalau naik motor saya bisa banyak berhentinya. Kadang malah jadi enggak puasa. Capek banget soalnya, tahu kan Pantura panasnya kayak apa," kata dia.

Sementara itu, pemudik lain bernama Taufik memilih mengikuti program mudik gratis tersebut karena bisa membawa serta sepeda motornya.

Sesampainya di Semarang, Taufik dan istrinya berencana melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor ke kampung halamannya di Jepara.

Baca juga: Hari Ini Kemenhub Berangkatkan 1.682 Peserta Mudik Gratis Kapal Laut Via Tanjung Priok

"(Bisa muat motor) Ibaratnya kan kita baru mulai perjalanan di Semarang. Jadi, lumayan lah hemat tenaga, hemat biaya bensin juga. Macet-macet di Pantura juga sudah berkurang lah," kata dia.

Dalam program tersebut, sepeda motor milik para pemudik memang dijadwalkan tiba bersamaan dengan kapal para pemudik, sehingga mereka bisa langsung melanjutkan perjalanannya menggunakan sepeda motor.

Kompas TV Pelabuhan Tanjung Priok Mulai Dipadati Pemudik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com