Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun 5.500 Unit Rusunami DP Nol Rupiah, Developer Minta Modal Rp 2,265 Triliun

Kompas.com - 12/10/2018, 14:46 WIB
Nursita Sari,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PD Pembangunan Sarana Jaya berencana membangun 5.500 unit rumah susun milik sederhana (rusunami) untuk program down payment (DP) nol rupiah.

Untuk merealisasikannya, Sarana Jaya meminta penyertaan modal daerah (PMD) sebesar Rp 2,265 triliun dalam APBD DKI Jakarta 2019. PMD itu akan digunakan untuk pengadaan lahan seluas 15,6 hektar dan pembangunan.

Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengatakan, rusunami itu akan dibangun di empat wilayah Jakarta.

"Iya (5.500 unit rusunami). Lokasinya ada di utara, selatan, barat, timur. Empat wilayah, kecuali pusat," ujar Yoory saat dihubungi, Jumat (12/10/2018).

Baca juga: Rusunami DP Nol Rupiah Tak Akan Dibangun di Jakarta Pusat

Selain itu, Sarana Jaya juga mengajukan Rp 3 triliun lebih untuk proyek sentra primer Tanah Abang. PMD itu digunakan untuk pembebasan lahan dan pengembangan proyek tersebut.

Dengan demikian, Sarana Jaya mengajukan PMD Rp 5,3 triliun dalam APBD DKI 2019.

Yoory berharap PMD itu bisa disetujui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta, mengingat dua proyek itu merupakan penugasan Pemprov DKI.

Baca juga: Perjalanan Panjang Program Rusunami DP Rp 0 yang Akhirnya Diluncurkan Hari Ini...

"Dua-duanya kan itu prioritas sebenarnya, penugasan. Kita tetap berharap kalau bisa itu dipenuhi semuanya," kata dia.

Jika Pemprov DKI hanya menyetujui PMD Rp 1,8 triliun, Yoory menyebut proyek pembangunan rusunami DP nol menjadi prioritas utama.

Agar PMD itu bisa diberikan, Sarana Jaya meminta batas limit PMD atau modal dasar mereka ditambah dari Rp 2 triliun menjadi Rp 10 triliun.

Baca juga: Sarana Jaya Ajukan PMD Rp 5,3 Triliun pada APBD DKI 2019

Sarana Jaya melalui Badan Pembina BUMD DKI telah mengajukan revisi Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang PD Pembangunan Sarana Jaya.

Dalam perda itu, tertulis modal dasar Sarana Jaya sebesar Rp 2 triliun. Sarana Jaya hingga September lalu sudah menerima modal sebesar Rp 1,064 triliun.

Artinya, Sarana Jaya hanya bisa meminta modal sekitar Rp 935 miliar lagi jika perda itu tidak direvisi.

Baca juga: Pedagang di Jalan Jatibaru Akan Dipindah ke Lahan Milik Sarana Jaya

"Karena program penugasannya masih ada dan masih perlu biaya, utamanya untuk pengadaan lahan, makanya kita minta lagi Rp 5,3 triliun. Permintaan itu kan harus ada wadahnya, wadahnya itu harus dilakukan perubahan perda, dari (modal dasar) Rp 2 triliun kita minta ke Rp 10 triliun," ucap Yoory.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Subagyo sebelumnya menyampaikan, PMD untuk Sarana Jaya sebesar Rp 1,8 triliun dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2019.

Hingga kini, belum ada keputusan berapa besar PMD yang akan diberikan untuk Sarana Jaya.

Keputusan pemberian PMD ini nantinya akan ditentukan bersama DPRD DKI Jakarta dalam rapat Badan Anggaran.

Baca juga: Penjelasan Dirut PD Pembangunan Sarana Jaya Terkait Lahan DP 0 Rupiah di Atas "Pondok Kelapa Village"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com