JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Basarnas Marsdya M Syaugi, dan Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono bertemu keluarga korban Lion Air JT 610 registrasi PK-LQP di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Dalam pertemuan ini, mereka mencoba meyakinkan proses evakuasi korban yang terus berjalan untuk mengurangi kekhawatiran keluarga.
Meski demikian, beberapa keluarga terlihat tidak sanggup menahan emosi dan air mata saat mengeluhkan pencarian para korban.
Baca juga: Isak Tangis Keluarga Pecah Saat Penyerahan 13 Jenazah Korban Lion Air JT 610
Salah seorang orangtua korban meluapkan emosinya terhadap maskapai Lion Air atas kecelakaan pesawat yang menewaskan anaknya.
"Saya orangtua Johan Ramadhan. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya terutama Basarnas dan yang lain, tetapi tidak untuk Lion Air. Untuk Pak Rusdi Kirana saya anggap gagal," kata dia.
Ia menyesalkan sikap Lion Air yang tidak proaktif membantu keluarga korban.
Baca juga: Teridentifikasi, Korban Lion Air JT 610 AKBP Mito Dimakamkan di Kendal
"Itu disediakan crisis center, tetapi kami tak pernah dikabarkan. Jangankan empati, menelepon pun tidak, Pak," ucap dia dengan nada tinggi.
"Ini kejadian berapa kali, mungkin yang lain tidak sampai memakan korban. Kami kehilangan anak kami bukan barang yang dibuang ke laut," lanjutnya.
Ia juga memohon agar pemerintah bisa menindak tegas maskapai Lion Air.
Baca juga: Bicara Keterbukaan, Kalla Singgung Pemberitaan Kecelakaan Lion Air JT 610
Sementara itu, Muhammad Bambang, ayah korban Pangkhi Pardana memohon agar putranya bisa segera diidentifikasi.
"Bapak Menteri, saya sampaikan mohon dengan hormat kiranya penumpang JT 610 mohon dapat segera kembali ke kami dan teridentifikasi," ujar Bambang.
Bambang juga meminta pertanggungjawaban pihak Lion Air. Ia menganggap kecelakaan ini sebagai human error.
Baca juga: 13 Penumpang Pesawat Lion Air PK-LQP Teridentifikasi
"Kami mendapat informasi benar atau tidak bahwa pesawat sudah trouble di Bali saat ke Jakarta. Dalam hal ini, tentu teknisi Lion harus bertanggung jawab penuh. Tolong manajemen Lion harus diperbaiki," kata Bambang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta KNKT menyampaikan hasil investigasi, khususnya kepada keluarga korban secara berkala.
Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang memerintahkan pihak-pihak terkait melakukan evakuasi dan investigasi, bahkan 24 jam dalam sehari.
Baca juga: KNKT: Mesin Lion Air JT 610 dalam Keadaan Hidup Saat Jatuh ke Laut