JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang berusia remaja menjadi anggota komplotan penodong yang biasa beraksi di Terminal Tanjung Priok pada dini hari.
AG, salah satu anggota kelompok tersebut, bercerita soal keikutsertaannya dalam kelompok beranggotakan delapan orang itu.
Ia menuturkan, dirinya bersama K, remaja lainnya, merupakan orang yang diminta mendekati calon korban sambil berpura-pura minta uang.
"Orang datang, saya pura-pura minta uang. Setelah buka dompet, teman-teman saya langsung datang, sudah direncanakan sebelumnya," kata AG saat dicecar dalam konferensi pers di Mapolsek Tanjung Priok, Senin (26/11/2018).
Baca juga: Polisi Tangkap Komplotan Penodong yang Gunakan Anak-anak Beraksi di Tanjung Priok
AG mengatakan, rekan-rekannya bersembunyi di sela-sela bus yang terparkir di Terminal Tanjung Priok ketika ia berpura-pura minta uang.
Saat ditanyai wartawan, AG mengaku sudah putus sekolah selama tiga bulan terakhir. Bahkan, bocah yang terakhir duduk di bangku kelas enam SD itu mengaku tidak bisa baca.
"Saya enggak bisa baca, terakhir sekolah kelas enam SD. Orangtua saya kerjanya pembantu sama pedagang," ujar dia.
AG menambahkan, dirinya setidaknya memperoleh uang Rp 50.000 setiap melakukan aksinya. Uang itu, kata AG, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Supriyanto menyatakan, AG dan anggota komplotan lainnya merupakan residivis dalam kasus serupa dan menggunakan pola yang sama.
"Kasihan mereka rata-rata tidak sekolah. Mereka hanya diajak oleh teman-temannya yang sama-sama biasa di terminal, enggak ada paksaan," ujar Supriyanto.
Baca juga: Komplotan Penodong di Tanjung Priok Incar Warga dari Luar Jakarta
Diberitakan sebelumnya, polisi mengungkap adanya komplotan penodong yang kerap beraksi di Terminal Tanjung Priok.
Kelompok yang beranggotakan delapan orang di mana dua diantaranta masih berusia remaja itu menggunakan modus berpura-pura minta uang kepada korbannya sebelum pelaku lainnya mendatangi korban dan mengambil barang berharga milik korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.