Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah di TPA Cipayung Baru Dipindahkan ke Lulut Nambo Tahun 2020

Kompas.com - 15/02/2019, 11:07 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok terpaksa menunda pembuangan sebagian sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung ke Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo, di Desa Lulut, Klapanunggal, Bogor.

Semula hal itu hendak dilakukan tahun ini tetapi kemudian ditunda ke tahun depan karena belum mendapat persetujuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Iya diundur pembuangan ke Lulut Nambo jadi tahun 2020,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Iyay Gumilar.

Pemkot Depok sudah melayangkan dua surat permohonan izin ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memindahkan sampah dari TPA Cipayung ke TPPAS Lulut Nambo. Surat pertama dikirim April 2018, sedangkan yang terakhir disampaikan pada pertengahan Desember 2018.

Baca juga: Kurangi Sampah, TPA Cipayung Akan Gunakan Metode Landfill Mining Tahun 2020

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Emil, akhirnya memberi jawaban dengan menyatakan bahwa pembuangan sampah dari Depok ke Lulut Nambo baru bisa direalisasikan tahun 2020.

Iyay mengatakan, alasan penundaan adalah pembangunan fisik untuk model pengelolaan waste to energy baru selesai pada akhir tahun 2019.

“Karena kontrak kerja sama yang diatur di peraturan daerah (perda) menyebutkan, pengelolaan sampah yang dipindahkan ke Lulut Nambo harus menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF),” kata Iyay.

Namun, pihaknya akan melakukan beberapa upaya alternatif demi mengurangi sebagian sampah di Depok sambil menunggu TPPAS siap difungsikan.

“Kami sempat sounding dengan Bogor Kota untuk bisa membuang sebagian sampah ke sana. Tapi ini baru sounding ya, belum ada tertulisnya,” ujar Iyay.

Baca juga: Masalah Gunung Sampah TPA Cipayung, Pemkot Depok Tunggu Keputusan Ridwan Kamil

Iyay menambahkan, pihaknya sudah diberi mesin pencacah (sampah) dari Kementerian PUPR.

“Itu sudah kami coba di UPS (Unit Pengelolaan Sampah) Sukmajaya karena TPA Cipayung sudah penuh. Kami juga masih belajar menggunakan mesin ini,” ujar Iyay.

Mesin itu disebut mampu mengubah sampah menjadi energi listrik (waste to energy) dengan kapasitas tiga ton perhari.

Kondisi TPA Cipayung Depok sudah over kapasitas dan semakin membahayakan warga di sekitarnya. Saat ini tinggi tumpukan sampah di TPA Cipayung mencapai 20-30 meter dan dikhawatirkan akan longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com