Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI: Tolong Kami Dilibatkan, Jangan Cuma Jadi Stempel

Kompas.com - 06/03/2019, 18:45 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi C Bidang Keuangan DPRD DKI Jakarta Ruslan Amsyari merasa ditodong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membahas tarif moda raya terpadu (MRT) dan light rail transit (LRT) Jakarta.

Sebab, Pemprov DKI baru melibatkan DPRD DKI dengan mengajukan surat persetujuan tarif MRT dan LRT pada Februari lalu.

Padahal, pembahasan tarif di Pemprov DKI sudah dilaksanakan berbulan-bulan.

Baca juga: Pemprov DKI Usulkan Tarif Rp 10.000 untuk MRT dan Rp 6.000 untuk LRT

"Hari ini kami ditodong karena sudah ditentukan bulan ini akan dioperasikan, tarif sudah akan ditentukan," ujar Ruslan dalam rapat bersama Pemprov DKI di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).

Politikus Partai Hanura itu menyampaikan, Pemprov DKI seharusnya melibatkan DPRD DKI sejak beberapa bulan sebelumnya.

Sebab, penentuan tarif MRT dan LRT memerlukan subsidi yang harus disetujui DPRD DKI.

Baca juga: Sebanyak 92.348 Orang Telah Daftar untuk Ikut Uji Coba MRT Jakarta

"Makanya jauh-jauh hari tolong kami dilibatkan. Jangan kami cuma jadi stempel," katanya.

Ruslan meminta pimpinan Komisi C untuk tidak langsung memutuskan subsidi untuk MRT dan LRT karena membutuhkan pembahasan lebih lanjut.

Anggota Komisi C lainnya, Ruddin Akbar Lubis, menuturkan hal serupa.

Dia meminta Pemprov DKI memberikan naskah akademik soal pertimbangan subsidi yang dibutuhkan untuk menentukan tarif MRT dan LRT.

Baca juga: Ini Jumlah Kuota yang Disediakan untuk Uji Coba MRT

"Kami berharap eksekutif buat naskah akademik apa pertimbangannya sehingga kita tahu bahwa subsidi Rp 500 miliar ini pantas untuk ditopang APBD," ucap Ruddin.

Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menuturkan, Pemprov DKI akan melengkapi data-data yang diminta DPRD untuk menentukan tarif dan subsidi MRT dan LRT.

Menurut Sigit, Pemprov DKI telah memberi ruang untuk melibatkan DPRD DKI dalam menentukan tarif MRT dan LRT.

Baca juga: Dalam Dua Jam, Tiket Uji Coba Kereta MRT untuk 12 Maret Habis

Namun, sebelum melibatkan DPRD, Sigit menyebut tarif MRT dan LRT harus dibahas dulu di internal Pemprov DKI.

"Ini, kan, proses internalisasi panjang membuktikan prinsip cermat dan kehati-hatian. Kita tentunya menghormati DPRD sebagai representasi masyarakat Jakarta," kata Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com