Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan DPRD soal Tarif MRT Gratis untuk Warga Ber-KTP DKI Dinilai Tak Adil

Kompas.com - 22/03/2019, 17:59 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta mengusulkan tarif MRT dan LRT gratis sepanjang 2019 khusus untuk warga dengan KTP DKI.

Mengenai usulan tersebut, sejumlah warga menilai usulan tersebut tidak adil bagi warga yang tidak memiliki KTP DKI. Sebab, pengguna MRT dan LRT bukan hanya warga ber-KTP DKI. Banyak warga yang tidak memiliki KTP DKI, tetapi sehari-hari bekerja di Jakarta.

Gerald (24), warga Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, menilai usulan tersebut akan memberatkan biaya warga yang tidak memiliki KTP DKI.

"Kasihan warga non DKI dong, mereka harus keluar biaya lebih. Padahal enggak semua warga tersebut rumahnya di dekat stasiun MRT dan LRT. Otomatis mereka harus keluar uang lagi untuk naik angkutan umum lain seperti bus dalam kota atau ojek online," katanya.

Baca juga: Tarif MRT dan LRT Jakarta Digratiskan, Mungkinkah?

Sementara itu, Junianto (23), warga Bekasi, juga tidak setuju dengan usulan tersebut.

"Pertama, apakah pemerintah sudah siap dengan segala sistemnya? Kalau belum nanti ribet dong, mau masuk MRT dan LRT harus ngecek KTP," sebut Junianto.

Junianto menambahkan, seharusnya subsidi disamaratakan.

"Makin membebani APBD dong kalau warga DKI Jakarta digratisin. Jadi samain aja tarifnya," tambahnya.

Menurut Junianto, jika ada perbedaan tarif, seharusnya ditujukan untuk masyarakat kurang mampu. 

"Makanya sistemnya harus disiapkan. Saya malah setuju kalau subsidi gratis itu diberikan untuk warga tidak mampu, misalnya para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Lansia Jakarta (KLK), itu malah tepat sasaran," imbuhnya.

Baca juga: Usulkan Tarif Gratis, DPRD Bilang Subsidi MRT dan LRT Bisa Ditambah

Sementara Gandi (26), karyawan swasta berdomisili di Jawa Tengah, tetapi bekerja di Jakarta mengatakan, jika tarif subsidi dibedakan, akan ada ketimpangan cukup besar terkait pengeluaran per bulan antara dirinya dengan warga DKI Jakarta.

"Kalau MRT dan LRT dipakai sesekali enggak kerasa timpangnya, tapi kalau tiap hari berarti pengeluaran saya dengan warga DKI Jakarta yang digratisin terasa dong," ungkapnya.

Gandhi merinci jika setiap hari ia menggunakan MRT berarti pengeluarannya per bulan mencapai Rp.300.000, dan Rp.180.000 untuk LRT.

"Sedangkan warga asli DKI Jakarta cost-nya nol rupiah, itu kalau dihitung per bulan, gimana kalau sampai akhir tahun? Pasti selisihnya banyak lagi," keluh Gandhi.

Baca juga: Transjakarta Siapkan Bus dari Park and Ride ke Stasiun MRT Lebak Bulus dan Fatmawati

Sementara Rendy (27) warga Yogyakarta yang bekerja di kawasan Sudirman memilih akan tetap menggunakan Kereta Rangkaian Listrik (KRL) atau kendaraan pribadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com