Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Pilih Beli Baju Lebaran di Trotoar Jatibaru Ketimbang Skybridge Tanah Abang...

Kompas.com - 30/05/2019, 23:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh hari jelang Lebaran, pengunjung Tanah Abang semakin membeludak, Rabu (29/5/2019) siang. 

Berdasarkan pantauan Kompas.com sejak Selasa (28/5/2019) siang, kepadatan paling terlihat di trotoar Jalan Jatibaru Raya, tepat di bawah jembatan penyeberangan multiguna (skybridge) Tanah Abang.

Di sana, para PKL berbaur seolah tanpa sekat dengan para pembeli yang mengerubungi lapak yang rata-rata terpasang pengumuman "obral".

Baca juga: Sebagian Pedagang Skybridge Tanah Abang Kangen Jualan di Jatibaru

Jalur khusus penyandang disabilits (guiding block) di trotoar tercaplok lapak-lapak PKL di sejumlah titik.

Seorang pengunjung, Miftah yang datang bersama rekan-rekannya membeberkan alasannya memilih belanja di trotoar ketimbang skybridge.

"Di atas (skybridgemah enggak ada apa-apa, cuma baju-baju doang itu juga pada sedikit modelnya," kata Miftah ditemui di sela-sela kepadatan arus pejalan kaki di trotoar Jalan Jatibaru Raya, Rabu siang.

Baca juga: Trotoar Pasar Tanah Abang Dipakai untuk Parkir

Miftah mengaku datang bersama tetangganya. Tujuan mereka sama, mencari baju lebaran untuk keluarga. 

"Di bawah sini lebih bagus-bagus, pilihan juga lebih banyak. Kerudung saja ada banyak banget kalau terus sampai ke belokan sana," ujar Pramestika, tetangga Miftah, merujuk belokan Jalan Kebon Jati arah Pasar Tanah Abang Blok G.

"Kita malas juga naik ke atas macetnya enggak jauh beda sama di sini. Pegal," katanya. 

Baca juga: Trotoar Pasar Tanah Abang Dipakai untuk Parkir

Berdasarkan pantauan Kompas.com, PKL yang berdagang di trotoar Jatibaru menjual beraneka ragam dagangan, seperti busana muslim, celana jins, sandal, perhiasan, sampai buah-buahan.

Adapun, sebagian PKL Jatibaru telah direlokasi ke Skybridge Tanah Abang. Namun, beberapa PKL yang tak kebagian kios masih menggelar lapak di trotoar Jatibaru.

"Enggak kedapatan pas itu (saat pendataan oleh Pemprov DKI). Lagian enak di sini lebih ramai yang beli, yang jual juga lebih ramai," ujar pedagang kaos, Adrian. 

Baca juga: Keluhan Pedagang Tanah Abang: Penjualan Lebih Sepi hingga Persaingan dengan Toko Online

Adrian mengaku tak khawatir jika lapaknya ditertibkan Satpol PP.

Sejumlah pedagang di Skybridge Tanah Abang mengobral barang dagangan jelang Lebaran 2019.KOMPAS.com/Vitorio Mantalean Sejumlah pedagang di Skybridge Tanah Abang mengobral barang dagangan jelang Lebaran 2019.
Ia bahkan menunjuk ke arah dua petugas Satpol PP yang berdiri di trotoar tempat para PKL berdagang.

"Kalau lagi puasa, mereka juga malas ngusir-ngusir, kan, butuh tenaga. Ngerti juga kali mereka, sama-sama mau Lebaran," kata Adrian.

Baca juga: PKL Caplok Trotoar, Jalan di Depan Pasar Tanah Abang Macet Parah

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com