Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Uniknya Sunyi House of Coffee and Hope, Kafe Dari dan Untuk Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 20/07/2019, 08:09 WIB
Walda Marison,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

“Jadi konsep dasar Sunyi house sebenanya untuk merangkul dan memberi kesempatan bagi teman –teman penyandang disabilitas untuk bekerja, karena seperti yang kita tahu tidak banyak perusahaan yang mau memperkerjakan mereka,” kaya Renaldo ketika ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).

Pemilihan nama Sunyi House Coffe and Hope pun punya alasan sendiri.

“Arti Sunyi bukan tanpa suara, tetapi Sunyinya diskriminasi untuk kaum disabilitas,” kata dia.

Mereka yang bekerja di sini

Hampir semua pekerja di kafe ini penyandang disabilitas. Untuk saat ini saja mereka memperkerjakan lima orang penyandang disabilitas. Ada empat orang tuna rungu dan tuna wicara serta satu orang tuna daksa.

Namun jangan sekali kali meremehkan kinerja mereka. Dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka dapat meracik kopi atau pesanan lainya yang terpampang di daftar menu untuk memanjakan lidah.

Hal itu terlihat dari para pelanggan yang menikmati kopi hasil racikan mereka

Fernaldo mengatakan, awalnya pihaknya membuka lowongan pekerjaan di sebuah situs pekerjaan untuk para kaum difabel. Peminatnya pun banyak. Sekitar 50 orang mendaftar untuk jadi pegawainya.

Wawancara dan seleksi pun dilakukan sehingga menyusut menjadi lima pegawai.

Baca juga: Harapan Penyandang Disabilitas untuk 4 Trotoar yang Akan Dibangun di Jakarta Utara

Yang mencengangkan, ke lima pegawai ini sebenarnya tidak punya keahlian dasar meracik kopi.

“Ya mereka awalnya memang tidak punya keahlian membuat kopi. Tapi kita adakan training untuk mereka sebelum bekerja,” ucap dia.

Keraguan pun sempat melandanya. Terang saja, dia takut akan sulit bagi mereka untuk belajar cara meracik kopi layaknya orang normal.

“Tapi di luar dugaan, mereka beradaptasi dengan cepat di luar dugaan saya. Mereka termasuk belajar dengan cepat,” ucap Fernaldo.

Hingga sekarang, hampir tidak pernah ada keluhan dari para pelanggan karena racikan kopi yang mereka buat.

Baca juga: Saat Jokowi Mendapatkan Saran dari Penyandang Disabilitas soal Fasilitas di MRT...

Fasilitas untuk penyadang disabilitas.

Suasana Kafe Sunyi House of Coffee and Hope, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019)KOMPAS.com - Walda Marison Suasana Kafe Sunyi House of Coffee and Hope, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019)
Fernaldo mengatakan banyak pelanggan yang juga penyandang disabilitas datang ketempat ini untuk “nongkrong” bersama teman sejawat. Bahkan bisa dibilang tempat ini jadi tempat nongkrongnya pelanggan penyandang disabilitas.

“Ya bisa dibilang seperti itu, bahkan mereka penyandang disabilitas suka kumpul setiap malam minggu disini dengan teman teman yang lain,” kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com