Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Keputusan Pemprov DKI Pakai Lidah Mertua sebagai Solusi Polusi

Kompas.com - 24/07/2019, 07:44 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membagikan tanaman lidah mertua atau sansevieria secara gratis kepada warga. Pembagian tanaman ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta rencananya akan membagikan lidah mertua mulai Agustus mendatang.

Pemprov DKI saat ini masih melakukan lelang pengadaan tanaman tersebut.

Jurnal ilmiah mahasiswa jadi salah satu rujukan

Sekretaris Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, pihaknya membaca sejumlah literatur yang menyebut sansevieria efektif menyerap 107 jenis polutan.

"Pada tahun 2013, kawan-kawan yang dari Semarang, saya membaca hasil kajiannya mereka, memang signifikan untuk tanaman lidah mertua, pucuk merah, itu menangkal polutan-polutan bebas," ujar Suharini, Selasa (23/7/2019).

"Kami membaca banyak buku, banyak literatur," tambah dia.

Kompas.com kemudian mencari jurnal ilmiah dari Semarang mengenai lidah mertua yang dibuat pada tahun 2013 itu. Terdapat jurnal ilmiah mahasiswa berjudul "Pemanfaatan Sansevieria Tanaman Hias Penyerap Polutan sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara di Kota Semarang".

Jurnal itu disusun oleh mahasiswa dan staf pengajar Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal itu terbit pada April 2013.

Kompas.com kemudian menunjukkan jurnal ilmiah mahasiswa itu kepada Suharini melalui pesan Whatsapp.

Suharini membenarkan bahwa itu salah satu jurnal yang dimaksud. Namun, pihaknya mengaku membaca banyak literatur lainnya.

Menurut Suharini, Dinas KPKP tidak melakukan penelitian sendiri untuk melihat efektivitas tanaman lidah mertua dalam mengurangi polusi.

Baca juga: Walhi Sebut Penyelesaian Pencemaran Udara dengan Lidah Mertua Kurang Tepat

Lidah mertua bukan solusi satu-satunya

Suharini menyampaikan, Dinas KPKP DKI sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang memiliki tugas melakukan penghijauan, turut berpartisipasi mengurangi polusi udara dengan cara membagikan berbagai jenis tanaman.

Sebab, berbagai jenis tanaman yang berfotosintesis selalu menyerap karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2).

"Bagaimana upaya dari Dinas KPKP untuk mengurangi polusi? Ya, di antaranya kami memang menyediakan bibit-bibit tanaman, baik tanaman hias atau tanaman holtikultura," kata dia.

Namun, pembagian tanaman bukan solusi satu-satunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com