Aris mengatakan, uang hasil berjualan akan digunakan untuk membiayai istri dan dua anak.
Baca juga: Belum Cukup Umur, Ratusan Hewan di Jakbar Tak Layak Kurban
Anaknya yang pertama masih duduk di sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Bogor dan anak kedua masih berumur dua tahun.
"Lumayan buat tambah-tambah bayar uang sekolah anak, apalagi anak saya juga masih ada yang kecil mbak. Lumayan ya," kata Aris.
Aris mengatakan, selama berjualan kulit ketupat di Jakarta dirinya tidur di pinggir trotoar dengan beralaskan kardus.
Tujuannya agar dia bisa berjualan 24 jam di kawasan Rawasari itu.
Salah satu kendala yang dialami Aris selama berjualan di trotoar adalah aturan pemerintah. Aris mengaku pernah dilarang oleh pemerintah setempat untuk berjualan di kawasan itu.
"Soalnya katanya mengganggu orang jalan, jalanan jadi kotor, padahal ini kan enggak banyak orang juga yang lewat, lagian kami juga pedagang musiman," katanya.
Namun, setelah melakukan negosiasi dengan pemerintah setempat, akhirnya para pedagang diperbolehkan berjualan di kawasan itu.
"Dibolehin berdagang dengan syarat setelah dagang dibersihkan lagi sampah-sampah bekas kulit ketupatnya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.