Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RW Tanah Rendah Klaim Reklamasi ala Warganya Tidak Mempersempit Kali Ciliwung

Kompas.com - 15/08/2019, 13:34 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tamsis selaku Ketua RW 08 Jalan Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jatinegara mengklaim bahwa reklamasi bantaran kali Ciliwung tidak mempersempit ukuran kali.

"Tentunya bukan menjadi sempit, malah (ukuran) kembali seperti semula," ujar Tamsis saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/8/2019).

Dia menjelaskan awalnya tanah pinggiran kali yang ditempati warga terkikis sedikit demi sedikit karena terpaan aliran air kali.

Warga bantaran kali pun khawatir jika tanah pinggiran tempat mereka tinggal menjadi longsor.

Karena itulah mereka memperluas lahan atau melakukan "reklamasi" dengan puing-puing bebatuan agar dapat menahan terpaan air sungai dan banjir.

Baca juga: 4 Fakta Warga Bikin Reklamasi di Bantaran Kali Ciliwung

Dari data yang dia punya, terdapat 49 rumah di RW 08 yang tinggal di pinggiran kali. Ke-49 rumah itu melakukan pelebaran lahan di pinggir kali Ciliwung dengan menggunakan puing bebatuan.

"Iya karena mereka takut kalau banjir, wah serem kalau banjir di sini," ujar Tamsis.

Terkait asal muasal bebatuan tersebut, Tamsis menjelaskan bahwa bebatuan diambil dari galian jalan setapak di wilayahnya yang sedang dalam proses pembangunan selokan.

"Kan di kawasan ini sedang ada pemasangan U-ditch segi empat. Nah jadinya kami ngeruk tanah kedalaman 70 centimeter dan lebar 40 centimeter lah," ujar dia.

Batuan tersebut itulah yang akhirnya dimanfaatkan warga setempat untuk membuat dataran buatan di pinggir kali.

Baca juga: Asal Muasal Bebatuan yang Digunakan Warga untuk Reklamasi Kali Ciliwung

"Jadi warga pada minta, 'Pak RW bagi puingnya dong'. Puinya buat nahan air kalau banjir dan ombak air. Puing-puing itu baru ditaruh pinggir kali sejak tiga bulan terakhir," ucap dia.

Sebelumnya, pelebaran tanah atau "reklamasi" ala warga bantaran kali Ciliwung ini sempat menyita perhatian masyarakat. Pelebaran lahan tersebut cukup meresahkan warga sekitar karena mempersempit lebar dari kali Ciliwung.

Meski diklaim Tamsis tidak akan mempersempit kali Ciliwung, nyatanya hal ini tetap saja membuat warga di seberang kali merasa resah.

Salah satu warga yang merasakan dampaknya adalah Pierre (36). Dia khawatir tanah tempat bangunannya berdiri terkikis dan berpotensi longsor karena ditabrak aliran air.

"Yang kita khawatirkan karena ada bebatuan itu, airnya jadi lebih deras ke sini. Jadi pengikisan makin parah," ujar Pierre saat ditemui Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com