Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zita Anjani, Anggota Baru DPRD DKI yang Terbebani Sosok Zulkifli Hasan

Kompas.com - 19/08/2019, 09:43 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Zita Anjani menjadi salah satu anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2019-2024. Ia menjadi satu dari 59 wajah baru yang akan duduk di kursi DPRD DKI di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Zita menjadi anggota dewan dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Sebagai putri Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), Zita merasa terbebani dengan sosok sang ayah.

"Bukannya merasa beruntung, malah merasa terbebani," ujar Zita saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (15/8/2019).

Baca juga: Jatuh Bangun Hardiyanto Kenneth, Minoritas yang Dapat Kepercayaan Jadi Anggota Baru DPRD DKI

Zita meyakini, statusnya sebagai anak Zulhas akan membuat ia menjadi bahan perundungan di DPRD DKI Jakarta. Namun, Zita akan membuktikan bahwa ia bisa sukses karena perjuangannya sendiri.

"Bapak aku, ya Bapak aku, ya aku, aku. Ya dia hebat, ya aku juga bisa, insya Allah bisa, ya bisa punya jalan aku sendirilah," kata Zita.

Berikut wawancara Kompas.com dengan Zita soal sosok sang ayah dalam karier politiknya:

Boleh diceritakan bagaimana perjuangan selama kampanye?

Perjuangan banget sih karena kan aku bukan orang politik ya. Aku memang orangnya pekerja keras.

Cuma, kalau di politik kan beda sama bisnis ya. Jadi waktu itu aku bikin selalu kampanye itu yang kayak bikin-bikin pelatihan atau apa, terus akhirnya papaku bilang itu enggak efektif.

(Kata papa), 'Inti kampanye itu kamu ketemu orang sebanyak-banyaknya.' Nah di situ aku mengubah total, aku rombak total, konsep kampanye aku jadi door to door.

Baca juga: Sampai Ratusan Juta, Berapa Penghasilan Anggota DPRD DKI Jakarta?

Tadinya aku selalu banyak seremoni, bikin event apa, ternyata bukan itu yang penting. Yang penting adalah kita face to face sama banyak orang. Jadi aku rombak total.

Jadi aku kunjungan. Kunjungan itu maksimal aku satu hari 10 titik, karena aku juga enggak mau terlalu banyak, kan aku punya anak. Jadi aku satu hari 10 titik, aku kampanye totalnya sembilan bulan, itu non-stop. Jadi, hampir 500 titik yang aku kunjungi.

Ya sudah door to door aja ketemu sama masyarakat. Kan (guru) PAUD banyak, mereka yang kondisiin di rumah-rumah penduduk.

Strategi kampanye ini usulan papa juga ya?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com